Hai Zee, Ramadan kali ini sangat berbeda dari Ramadan berpuluh-puluh tahun lalu sepanjang kamu hidup. Ramadan yang penuh kesedihan dimana ada saudara seiman di belahan bumi lain yang menjalani Ramadan dalam bayang-bayang kematian, dalam penjajahan yang begitu keji.
Kenyataan buruk yang kamu lihat tiap kali buka sosmed, tiap kali juga kamu mengucap hasbunallah wanikmal wakil nikmal maula wanikman nasir. Benar kata Ustadz Nuzul, pertolongan Allah sesuai dengan beban ujian. Pertolongan Allah bagi rakyat Palestina adalah kemerdekaan atau menjadi syahid, masyaAllah.
Hai Zee, Ramadan tahun ini menjadi Ramadan pertama sebagai ibu dari 3 putra, terima kasih ya sudah kuat. Hari pertama Ramadan sempat oleng, bersyukur punya suami yang sigap menyarankan panggil ibu terapis. Alhamdulillah kembali sehat.
Hai Zee, tahu gak? kalau sebelumnya kamu selalu gagal memenuhi tiap tantangan Ramadan dari beberapa komunitas yang mengadakannya eh tahun ini kamu berhasil. Kalau mengingat perjuangan menuntaskan tiap tantangannya, capek haha.
Kegiatan selama Ramadan sangat padat berbeda dari bulan-bulan biasa yang hidupmu terasa lambat, tapi di Ramadan tiap hari terasa berlalu dengan sangat cepat. Kamu bangun subuh untuk mempersiapkan sahur untuk suami meski beberapa kali sempat terlewat, bersyukur kepada Allah diberi pasangan yang paham kondisi istri, sehingga suami puasa tanpa sahur, kadang hanya minum air dan makan kurma. Setelah itu memandikan si bayi, lalu lanjut bersihkan rumah, kemudian membersihkan diri.
Dalam membersihkan diri, Zee sudah konsisten loh pakai korset sampai di bulan keempat pasca melahirkan, terima kasih ya, next goal kita adalah latihan napas dan perbaiki diastasis recti. Jelang siang hari dimana cuaca Medan cukup panas, Zee bisa mendampingi 3 anak di rumah, terima kasih ya kamu, terima kasih ya Allah sudah memberi kekuatan membersamai anak3. Sepanjang pagi dan siang, sungguh sulit buka laptop untuk mengetik, karena toddler full pendampingan, ketika jadwal screen time selesai, pasti dia mengajak bermain, belum lagi si bayi yang rewel karena hawa cuaca yang panas, ditambah si sulung demam sudah beberapa hari, jadinya kami berkumpul di ruang tengah.
Kegiatan di ruang tengah sangat random, kadang membaca, bermain peran dengan mobil-mobilan dan robot mainan si kecil, buka tutup kulkas, menggambar, bermain lego. Tiba sore hari, bersiap memandikan bayi dan mempersiapkan bukaan serta makan malam. Saat semua sudah selesai, si bayi juga sudah tidur, baru deh buka laptop.
Rahasia Zee bisa menyelesaikan challenge menulis dari Kumpulan Emak Blogger disela padatnya rutinitas sebagai ibu rumah tangga tidak lain tidak bukan adalah karena kuasa Allah, Allah mengizinkan untuk Zee menyelesaikannya walaupun rasa tidak mungkin, sebab jam 8 mata sudah ingin tertutup, badan ingin rebah saja di tempat tidur di samping bayi usai menyusui, belum lagi bayi terbangun minta menyusui, ada juga hari jadwal food preparation yang membuat Zee selesai dari dapur di jam 9 malam, terpaksa buka laptop di jam 10, lalu tiap malam ada yang mendesak minta dibacain buku sedangkan waktu posting blog tinggal satu jam lagi, akhirnya kamu main tebak-tebakan dengan si toddler demi tetap menemani dia atau sebenarnya dia yang temani kamu haha, nungguin Bundanya menulis sampai tengah malam, โBurung apa yang bisa terbang?โ tanyanya, โPterodactylโ jawabmu haha dan dia senang dengan jawaban itu karena sebenarnya kamu mengulang pertanyaan dan jawaban yang di kecil pernah tanyakan, ya ampun serandom itu punya toddler ya.
Dari sekian banyak kehebohan dalam tiap-tiap postingan blog yang naik sejak 19 Maret sampai sekarang, ada satu hal yang paling menyeramkan yaitu ultimatum suami. Suami mendukung sekali hobi istrinya, namun disaat yang sama dia juga kesulitan sebab besok harus kerja sementara anak-anak masih โonโ dan istri masih di depan laptop tak bisa diganggu, tapi bersyukur pada Allah, Allah beri kesabaran lebih pada suami sehingga tetap memberiku kesempatan menyelesaikan tulisan sebelum jam cinderela.
Alhamdulillah wa syukurillah, terima kasih Zee, azam atau keinginan yang kuat ini membuat yang rasanya mustahil menjadi bisa terwujud.
Kadang diri ini memang harus ditempah dengan memaksa untuk ikut tantangan yang ada dan menyelesaikannya apapun yang terjadi, dengan begitu skill menulis jadi lebih piawai, suami pun turut memahami kondisi istri yang suka menulis, anak3 juga mendukung kerjaan Bundanya.
MasyaAllah, nikmatNya mana lagi yang kamu dustakan?
Terima kasih ya Allah telah memampukan diri ini melewati semua tantangan menulis dari Kumpulan Emak Blogger, semoga apa yang ditulis menjadi manfaat untuk pembaca. Aamiin ya Rabb!
Peluukk diri sendiri.