-->
Tak kenal maka tak cinta,
tak cinta maka kenalan hehehe ๐ yang sudah kenal dengan IKAPI mana
suaranyaaaaa? Ya, mungkin diantara kita sudah tahu atau malah sekadar tahu,
sudah gitu aja. Nah, biar makin tahu, yuk kenalan dengan IKAPI lebih dalam
lebih dalam dan lebih dalam.
tak cinta maka kenalan hehehe ๐ yang sudah kenal dengan IKAPI mana
suaranyaaaaa? Ya, mungkin diantara kita sudah tahu atau malah sekadar tahu,
sudah gitu aja. Nah, biar makin tahu, yuk kenalan dengan IKAPI lebih dalam
lebih dalam dan lebih dalam.
IKAPI adalah singkatan
dari Ikatan Penerbit Indonesia, satu-satunya wadah tempat bernaungnya penerbit
di Indonesia sejak 64 tahun lalu tepatnya 17 Mei 1950 di Jakarta dan masih
eksis sampai sekarang. Atas prakarsa dan kesepakatan beberapa penerbit, IKAPI
berdiri, dilatarbelakangi betapa besarnya pengaruh penerbit asing, yakni
Belanda menguasai aktifitas penerbitan di Indonesia, dan IKAPI ada untuk
menggantikan posisi penerbit asing tersebut, selain itu juga, adanya IKAPI
merupakan keinginan besar untuk jadi partner pemerintah dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia yang cerdas.
dari Ikatan Penerbit Indonesia, satu-satunya wadah tempat bernaungnya penerbit
di Indonesia sejak 64 tahun lalu tepatnya 17 Mei 1950 di Jakarta dan masih
eksis sampai sekarang. Atas prakarsa dan kesepakatan beberapa penerbit, IKAPI
berdiri, dilatarbelakangi betapa besarnya pengaruh penerbit asing, yakni
Belanda menguasai aktifitas penerbitan di Indonesia, dan IKAPI ada untuk
menggantikan posisi penerbit asing tersebut, selain itu juga, adanya IKAPI
merupakan keinginan besar untuk jadi partner pemerintah dalam mewujudkan
masyarakat Indonesia yang cerdas.
Adapun tokoh dibalik
layar tegaknya bendera IKAPI ini adalah Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf
Ahmad dan Nyonya A. Notosoetardjo.
Awal berdirinya IKAPI
hanya beranggotakan 13 penerbit, Lima tahun kemudian, anggota IKAPI bertambah,
menjadi 46 penerbit, yang mayoritas berlokasi di Pulau Jawa dan Sumatera. Bila flashback lagi perkembangan IKAPI ini,
ternyata kota yang menjadi basis penerbitan di Indonesia ini bukan Jakarta,
tetapi Medan *bangga saya jadi anak Medan :-B* . Sejak tahun 1952, Medan punya
organisasi yang mengumpulkan penerbit dan pedagang buku local, namanya Gapim
(Gabungan Penerbit Medan), anggotanya 40 penerbit dengan 24 diantaranya adalah
pedagang buku. Mengetahui hal itu, IKAPI pun mengajak Gapim untuk bersatu. Pada
September 1953, melalui kunjungan Ketua IKAPI ke Medan, Gapim akhirnya bersedia
menyatukan diri dengan IKAPI, dan jadilah IKAPI Cabang Sumatera Utara pada
Oktober 1953, anggotanya waktu itu 16 penerbit. *baru tau awaklah -_-โ helllooo
oh em ji, kemana aja dakuww?*
Setahun setelahnya,
1954, tanggal 16-18 Maret, IKAPI mengadakan kongres pertamanya loooh, Hasil
dari kongres ini, resmilah wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra
Barat dan Sumatra Utara sebagai cabang-cabang IKAPI, selain itu dalam kongres pertamanya,
IKAPI meluncurkan majalah tentang dunia buku, nama majalahnya Suara Penerbit Nasional, namun sayangnya
hanya bertahan sampai enam edisi. *hiks*
Sekarang seiring
berdenyutnya jantung penerbitan Indonesia, pada tahun 2013 anggota IKAPI
berjumlahkan 1.126 penerbit yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan telah
menambah dua cabang, yakni di Yogyakarta dan Jawa Barat, serta memiliki tiga
kantor perwakilan di DI Aceh, Sumatra Selatan dan Bali.
Total 1.126 penerbit itu
sebenarnya masih mengiris hati, karena setengah dari total anggota penerbit
tersebut berdomisili di Pulau Jawa, selebihnya tersebar tak begitu merata,
bahkan di Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Papua, anggota IKAPI
hanya satu penerbit. Padahal, tiap tahun Indonesia menerbitkan sekitar 30.000
judul buku, WoW O_O berartikan masih banyak penerbit di Indonesia yang belum
mendaftar ke IKAPI.
Nah, perkenalan terakhir
dari IKAPI saya tutup dengan Visi dan Misi IKAPI, ini penting untuk diketahui,
supaya, urusan buku, terbit menerbit bukan menjadi urusan IKAPI semata tapi
sinergi dari semua pihak, setujuuu?
Visi IKAPI adalah
menjadikan industri penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar
dalam negeri dan dapat berkiprah di pasar internasional.
Sedangkan Misi IKAPI
adalah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya penciptaan iklilm
perbukuan yang kondusif, pengembangan sistem perbukuan yang kompetitif, dan
peningkatan profesionalisme asosiasi serta para anggotanya sehingga perbukuan
nasional mampu berperan secara optimal demi mempercepat terbentuknya masyarakat
demokratis terbuka dan bertanggungjawab.
Bagaimana? Sudah kenalkan
dengan IKAPI? Nah, yang bercita-cita punya penerbitan, dari sekarang kenalan
dengan IKAPI, gak pun punya penerbitan, paling tidak yang hobi menulis dan
suatu saat bakal melahirkan buku, hmmโฆharus tahu juga IKAPI itu apa. Oke? Fix?
Info lanjut mengenai
IKAPI, IKAPI ada di twitter @IKAPIPUSAT. Sekretariat IKAPI berada di Gedung IKAPI, Jalan Kalipasir, No.
32, Cikini-Jakarta Pusat.
IKAPI, IKAPI ada di twitter @IKAPIPUSAT. Sekretariat IKAPI berada di Gedung IKAPI, Jalan Kalipasir, No.
32, Cikini-Jakarta Pusat.
Peran
IKAPI di Dunia Batu (Baca Tulis)
Nah, sebelum saya
menyampaikan tentang peran IKAPI di dunia baca tulis, yuk kita sama-sama intip,
di IKAPI itu bidang-bidangnya apa saja yaaaaโฆlagi-lagi kita jelajahi situs
resmi IKAPI http://ikapi.org/about
menyampaikan tentang peran IKAPI di dunia baca tulis, yuk kita sama-sama intip,
di IKAPI itu bidang-bidangnya apa saja yaaaaโฆlagi-lagi kita jelajahi situs
resmi IKAPI http://ikapi.org/about
Jadi, pengurus IKAPI itu diambil dari
perwakilan para anggota penerbit, dan bidang-bidang yang menjadi concern adalah : Hak cipta, hubungan dan
kerjasama Dalam Negeri dan Timur Tengah, Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri,
Informasi, Promosi Buku, Pengembangan Minat Baca, Buku Pelajaran, Buku Umum dan
Agama.
Adapun peran yang saya
harapkan dari IKAPI adalah:
Pertama, Awasi
Konten Buku Bacaan Anak
Belakangan
ini dunia buku dihebohkan dengan konten porno yang halus sekali memasuki ranah
bacaan buku anak, tidak hanya itu, buku pelajaran pun kita kecolongan, ada apa
ini? Sepertinya visi mencerdaskan masyarakat Indonesia mesti digigit kuat-kuat
di geraham penerbit yang ada di Indonesia.
Kedua, Tingkatkan
Terjemahan Buku Karya Anak Indonesia untuk Konsumsi Masyarakat Internasional
Jiaaahahah,
kepanjangan poin nomor dua hehehey, tapi paham ya maksud saya? Selama ini
Indonesia kebanjiran buku impor yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia. Nah, yang jadi pemikiran saya adalah, kenapa Indonesia gak buat yang
demikian? Dan masih baru beberapa karya saja, seperti Andrea Hirata, A. Fuadi,
Helvy Tiana Rosa, yang diterjemahkan, adapaun diterjemahkan masih untuk
konsumsi negera tetangga kita, yookk saatnya karya anak bangsa go international.
Ketiga, Sinergi dengan Guru di Indonesia untuk Meningkatkan Minat
Baca
Minat
baca, dipupuk sejak dini, bukan sejak ia menginjak bangku kuliah. Saya heran,
di Negara maju, mengapa mereka bisa menerapkan program membaca buku pada anak
didiknya. Dalam setahun diwajibkan membaca sekian puluh buku baru bisa lulus
sekolah. Nah, kenapa IKAPI tidak bersinergi dengan para guru untuk menerapkan
program seperti itu, paling tidak yang dibaca adalah karya sastra lama,
tentunya dibaca oleh siswa yang kemampuan membacanya sudah mumpuni, seperti dimulai
dari kelas 4-6 SD, lalu SMP, SMA dan Perguruang Tinggi.
Dan
seandainya jika saya jadi pengurus IKAPI, *ngebayanginnya udah kayak mau
mencalonkan presiden aja, hihih* #benerin kacamata
Saya
akan menjadi pengurus yang lebih down to
earth, artinya IKAPI tidak bisa fight
sendiri, ada banyak masyarakat berlian di pelosok Indonesia yang punya visi
sama dengan IKAPI mencerdaskan masyarakat Indonesia, ada yang membangun taman
baca, sanggar anak jalanan, dan gerakan sosial lainnya yang tidak jauh-jauh
dari dunia baca tulis.
Nah, masyarakat yang peduli ini yang kita rangkul,
jadikan partner agar program IKAPI
menyebar. Selama ini, pengurus IKAPI hanya bergerak dari satu workshop ke
workshop di gedung mewah, dari satu seminar ke seminar yang lain. Lihat
kebutuhan baca anak Indonesia, sebagian besar masih mengandalkan buku warisan
saudaranya, padahal jika penerbit seluruh Indonesia mau bersatu, mungkin
kebutuhan buku untuk anak-anak dan masyarakat yang tidak mampu beli buku bisa
terpenuhi,
Ah,
betapa bercahayanya Indonesia, jika masyarakatnya sudah haus ilmu, baca buku
menjadi suatu gaya hidup dan kebutuhan. Keren kali lah *_*
#Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pameran Buku Bandung 2014 . Tema Kelima : IKAPI
1 Comment. Leave new
Hidup bukuuuu! ^0^