Tanda Tanya, sekilas seperti sebutan sebuah tanda baca, namun bukan
tanda baca yang saya maksud, tapi merupakan judul film garapan Hanung
Bramantyo yang mengusung tagline, masih pentingkah kita berbeda?. Film
ini menjadi begitu kontroversial sejak pertama kali diputar di bioskop
seluruh Indonesia pada 6 April 2011 lalu. Hanung mencoba menyampaikan
pesan pluralisme agama (religious pluralism). Sebuah pesan yang fatwa
pelarangannya sudah dikeluarkan MUI pada tahun 2005.
tanda baca yang saya maksud, tapi merupakan judul film garapan Hanung
Bramantyo yang mengusung tagline, masih pentingkah kita berbeda?. Film
ini menjadi begitu kontroversial sejak pertama kali diputar di bioskop
seluruh Indonesia pada 6 April 2011 lalu. Hanung mencoba menyampaikan
pesan pluralisme agama (religious pluralism). Sebuah pesan yang fatwa
pelarangannya sudah dikeluarkan MUI pada tahun 2005.
Bercerita dari awal, adegan pertama menyorot kehidupan Menuk
(Revalina S.Temat), muslimah yang sehari-hari bekerja dan bergelut
dengan aroma olahan daging babi di restaurant masakan Cina tidak halal
milik Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Solaiman). Kemudian, kamera beralih
kepada kehidupan Rika (Endhita) janda beranak satu yang bercerai
gara-gara tidak ingin dipoligami dan bahkan melampiaskan kerumitan
masalahnya dengan jalan berpindah ke agama lain. Adegan ini tergambar
jelas dari dialog nada tinggi Rika kepada mantan suaminya โโSaya pindah
agama bukan karena saya mengkhianati Tuhan sayaโ. Berbagai bantahan di
media, tokoh Rika cukup banyak menuai kritik dari para ulama, persoalan
pindah agama begitu sederhananya digambarkan di film ini, seolah ingin
mengampanyekan bahwa murtad itu bukan sesuatu dosa besar, sungguh ini
sangat bertentangan dengan konsep ajaran Islam sesungguhnya.
(Revalina S.Temat), muslimah yang sehari-hari bekerja dan bergelut
dengan aroma olahan daging babi di restaurant masakan Cina tidak halal
milik Keluarga Tan Kat Sun (Hengky Solaiman). Kemudian, kamera beralih
kepada kehidupan Rika (Endhita) janda beranak satu yang bercerai
gara-gara tidak ingin dipoligami dan bahkan melampiaskan kerumitan
masalahnya dengan jalan berpindah ke agama lain. Adegan ini tergambar
jelas dari dialog nada tinggi Rika kepada mantan suaminya โโSaya pindah
agama bukan karena saya mengkhianati Tuhan sayaโ. Berbagai bantahan di
media, tokoh Rika cukup banyak menuai kritik dari para ulama, persoalan
pindah agama begitu sederhananya digambarkan di film ini, seolah ingin
mengampanyekan bahwa murtad itu bukan sesuatu dosa besar, sungguh ini
sangat bertentangan dengan konsep ajaran Islam sesungguhnya.
Lalu ada cerita tentang Surya (Agus Kuncoro) seorang pria lajang,
pengangguran, yang sepanjang 10 tahun karirnya di dunia film hanya
menjadi seorang figuran semata, padahal obsesinya, ia ingin menjadi
aktor utama. Suatu saat, Rika meminta bantuan pada Surya yang islam
untuk memerankan tokoh utama menjadi Yesus dalam drama paskah dengan
bayaran lumayan besar. Bagi Surya, tawaran ini adalah kesempatan besar.
Di kehidupan lain, Soleh (Reza Rahardian), suami Menuk,mendapat
kesempatan kerja menjadi banser NU. Tugas besarnya adalah menjadi
petugas keamanan menjaga gereja tempat malam Jumโat Agung digelar. Ada
juga isu ras yang coba diblow-up Hanung yakni saat adegan
Soleh cemburu buta dengan Pin Hen (Rio Dewanto), anaknya Tan Kat Sun
yang dulu sebelum Menuk menikah sempat menjalin kasih dengan Menuk.
Dalam adegan itu Soleh mencela Pin dengan ejekan kental akan persulutan
perang suku โDasar Cino!โ. Potret kisah 3 keluarga dengan latar belakang
yang berbeda inilah yang menjadi bumbu cerita yang diolah Hanung dalam
karyanya yang diproduksi oleh Mahaka Picture (Kelompok Republika).
pengangguran, yang sepanjang 10 tahun karirnya di dunia film hanya
menjadi seorang figuran semata, padahal obsesinya, ia ingin menjadi
aktor utama. Suatu saat, Rika meminta bantuan pada Surya yang islam
untuk memerankan tokoh utama menjadi Yesus dalam drama paskah dengan
bayaran lumayan besar. Bagi Surya, tawaran ini adalah kesempatan besar.
Di kehidupan lain, Soleh (Reza Rahardian), suami Menuk,mendapat
kesempatan kerja menjadi banser NU. Tugas besarnya adalah menjadi
petugas keamanan menjaga gereja tempat malam Jumโat Agung digelar. Ada
juga isu ras yang coba diblow-up Hanung yakni saat adegan
Soleh cemburu buta dengan Pin Hen (Rio Dewanto), anaknya Tan Kat Sun
yang dulu sebelum Menuk menikah sempat menjalin kasih dengan Menuk.
Dalam adegan itu Soleh mencela Pin dengan ejekan kental akan persulutan
perang suku โDasar Cino!โ. Potret kisah 3 keluarga dengan latar belakang
yang berbeda inilah yang menjadi bumbu cerita yang diolah Hanung dalam
karyanya yang diproduksi oleh Mahaka Picture (Kelompok Republika).
Kisah perihal toleransi memang masih menarik untuk diangkat dalam
tayangan layar lebar, namun mestikah se-ekstrem yang digambarkan
Hanung?.
tayangan layar lebar, namun mestikah se-ekstrem yang digambarkan
Hanung?.
Dalam sebuah dialog lintas agama, di Athena, Yunani 12 April lalu,
Indonesia menuai banyak pujian dari para pemrasaran. Para pemrasaran
dari Beograd dan Athena begitu terkagum-kagum akan kerukunan, persatuan,
dan kesatuan Indonesia.
Indonesia menuai banyak pujian dari para pemrasaran. Para pemrasaran
dari Beograd dan Athena begitu terkagum-kagum akan kerukunan, persatuan,
dan kesatuan Indonesia.
Negara lain hanya bisa melihat Indonesia dari jauh, namun lain cerita
jika melihat Indonesia dari dekat. Agama bukan satu satunya isu yang
turut menyumbang konflik di atas negeri ini, bahkan politik juga turut
menabung konflik. Haryatmoko menulis lewat bukunya, Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskriminasi (2010),
masuknya kepentingan politik bukan suatu cara berpikir yang dipaksakan,
tetapi merupakan kelanjutan atau perpanjangan dari cara berpikir yang
telah ditanamkan oleh para guru agama dan pemuka agama. Intinya adalah
bahwa konflik selama ini terjadi, bersebab sulitnya menerima perbedaan.
Hal yang lebih esensial lagi adalah bagaimana seorang penganut suatu
agama menerima dan menghormati agama lain sekaligus memegang teguh
kebenaran agamanya sendiri. Itu baru toleransi bukan peleburan.
jika melihat Indonesia dari dekat. Agama bukan satu satunya isu yang
turut menyumbang konflik di atas negeri ini, bahkan politik juga turut
menabung konflik. Haryatmoko menulis lewat bukunya, Dominasi Penuh Muslihat, Akar Kekerasan dan Diskriminasi (2010),
masuknya kepentingan politik bukan suatu cara berpikir yang dipaksakan,
tetapi merupakan kelanjutan atau perpanjangan dari cara berpikir yang
telah ditanamkan oleh para guru agama dan pemuka agama. Intinya adalah
bahwa konflik selama ini terjadi, bersebab sulitnya menerima perbedaan.
Hal yang lebih esensial lagi adalah bagaimana seorang penganut suatu
agama menerima dan menghormati agama lain sekaligus memegang teguh
kebenaran agamanya sendiri. Itu baru toleransi bukan peleburan.
Lalu apa sebenarnya hakikat pluralisme atau keberagaman atau diversity? Berdasarkan
artikel dalam situs hizbut.tahrir.or.id, Pluralisme sering diartikan
sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,
kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme
didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan โklaim keberananโ (truth claim)
yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang
atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama.
Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan
agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya
yang paling benar. Singkatnya, adalah nyata seperti yang digambarkan
Hanung dalam filmnya, bahwa sebenarnya pluralisme agama mengajarkan
orang untuk tidak teguh dalam mengimani keyakinannya. Tentu pemaknaan
ini sudah lari dari makna toleransi yang diajarkan guru PPKN saya sejak
di bangku SD dulu.
artikel dalam situs hizbut.tahrir.or.id, Pluralisme sering diartikan
sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,
kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme
didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan โklaim keberananโ (truth claim)
yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang
atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama.
Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan
agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya
yang paling benar. Singkatnya, adalah nyata seperti yang digambarkan
Hanung dalam filmnya, bahwa sebenarnya pluralisme agama mengajarkan
orang untuk tidak teguh dalam mengimani keyakinannya. Tentu pemaknaan
ini sudah lari dari makna toleransi yang diajarkan guru PPKN saya sejak
di bangku SD dulu.
Berbicara konflik, agama tidak bisa dijadikan factor tunggal penyebab
konflik berkepanjangan di negeri ini, seperti yang telah saya paparkan
di atas. . Bahkan banyak konflik terjadi lebih sering berlatar belakang
ideologi dan politik. Dalam sekala internasional, konflik
Palestina-Israel lebih dari setengah abad, misalnya, jelas bukan konflik
antaragama (Islam, Yahudi dan Kristen). Sebab, toh dalam
rentang sejarah yang sangat panjang selama berabad-abad ketiga pemeluk
agama ini pernah hidup berdampingan secara damai dalam naungan Khilafah
Islam.
konflik berkepanjangan di negeri ini, seperti yang telah saya paparkan
di atas. . Bahkan banyak konflik terjadi lebih sering berlatar belakang
ideologi dan politik. Dalam sekala internasional, konflik
Palestina-Israel lebih dari setengah abad, misalnya, jelas bukan konflik
antaragama (Islam, Yahudi dan Kristen). Sebab, toh dalam
rentang sejarah yang sangat panjang selama berabad-abad ketiga pemeluk
agama ini pernah hidup berdampingan secara damai dalam naungan Khilafah
Islam.
Dalam skala lokal, Negeri ini langganan konflik. Mulai dari konflik
sederhana antar RT, konflik penuh konspirasi ala KPK, konflik yang
merusak wajah bangsa ala pelaku pemboman, hingga konflik antar suku
bangsa.
sederhana antar RT, konflik penuh konspirasi ala KPK, konflik yang
merusak wajah bangsa ala pelaku pemboman, hingga konflik antar suku
bangsa.
Karena itu, sangat tidak โnyambungโ jika untuk menghentikan
konflik-konflik tersebut kemudian dipaparkan terus gagasan pluralisme
dan ikutannya seperti dialog antaragama. Jadi, sebenarnya tidak perlu
ada dialog antar agama untuk menemukan titik persamaan. Semua agama
mengajarkan ketuhanan, adalah tidak mungkin untuk berkesepakatan bahwa
memiliki Tuhan yang sama. Ajaran tauhid dalam Islam disamakan dengan
Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan
agama Yahudi yang mengklaim Uzair sebagai anak Tuhan. Kembali ke film
Tanda Tanya, yang dalam salahsatu dialog tokoh Rika, agama-agama ibarat
jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu
Tuhan. Ia mengutip ungkapan sebuah buku, โโฆ semua jalan setapak
itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang
sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.โ
konflik-konflik tersebut kemudian dipaparkan terus gagasan pluralisme
dan ikutannya seperti dialog antaragama. Jadi, sebenarnya tidak perlu
ada dialog antar agama untuk menemukan titik persamaan. Semua agama
mengajarkan ketuhanan, adalah tidak mungkin untuk berkesepakatan bahwa
memiliki Tuhan yang sama. Ajaran tauhid dalam Islam disamakan dengan
Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan
agama Yahudi yang mengklaim Uzair sebagai anak Tuhan. Kembali ke film
Tanda Tanya, yang dalam salahsatu dialog tokoh Rika, agama-agama ibarat
jalan setapak yang berbeda-beda tetapi menuju tujuan yang sama, yaitu
Tuhan. Ia mengutip ungkapan sebuah buku, โโฆ semua jalan setapak
itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama; mencari satu hal yang
sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.โ
Memang benar Negara telah menetapkan dan mengakui keberadaan 6 agama, namun tidak untuk menyamakan semua ajarannya (peleburan).
Menurut saya MUI sudah cukup bijak dalam mengeluarkan fatwa haram
terhadap paham pluralisme, karena paham tersebut mencampuradukan agama,
sehingga membahayakan keyakinan umat beragama (islam). Fatwa MUI No.
7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekulerisme
Agama menuliskan pada ketentuan hukum: Dalam masalah aqidah dan ibadah,
umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukan
aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk lain.
Kemudian dalam ketentuan umum, MUI menjelaskan bahwa Islam hanya
mengakui pluralitas, bukan pluralisme.
terhadap paham pluralisme, karena paham tersebut mencampuradukan agama,
sehingga membahayakan keyakinan umat beragama (islam). Fatwa MUI No.
7/Munas VII/MUI/11/2005 tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekulerisme
Agama menuliskan pada ketentuan hukum: Dalam masalah aqidah dan ibadah,
umat Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti haram mencampuradukan
aqidah dan ibadah umat Islam dengan aqidah dan ibadah pemeluk lain.
Kemudian dalam ketentuan umum, MUI menjelaskan bahwa Islam hanya
mengakui pluralitas, bukan pluralisme.
Adapun kekerasan dan kerusuhan di negeri kita kebanyakan terjadi
karena kita terlalu mudah dibodohi. Kita mudah ditunggangi dan cepat
sekali termakan hasutan. Kebodohanlah ancaman terbesar pluralisme serta
persatuan dan kesatuan Indonesia.
karena kita terlalu mudah dibodohi. Kita mudah ditunggangi dan cepat
sekali termakan hasutan. Kebodohanlah ancaman terbesar pluralisme serta
persatuan dan kesatuan Indonesia.
Masih pentingkah kita berbeda? Maka saya menjawab tagline film โ?โ
dengan jawaban โmasihโ, hanya saja tergantung pribadi masing-masing
untuk menyikapi perbedaan dengan lebih bijak lagi.
dengan jawaban โmasihโ, hanya saja tergantung pribadi masing-masing
untuk menyikapi perbedaan dengan lebih bijak lagi.