โTerkadang dalam kehidupan kita (sebagai orangtua khususnya ibu) harus meneguk bercangkir-cangkir racun demi kebahagiaan anak-anak kitaโ. (anonym).โ
Catatan Kebencian
Puncaknya tanggal 5 Juni 2007, kutuliskan kebencian dan kemarahanku pada nenek di catatan harianku.
Dear nenek,โฆ
Nurul udah ada firasat, kalo Nurul sedang Bantu nenek masak dalam diam. Nenek pasti akan membuka pembicaraan tentang kejadian masa lalu, tentang betapa buruknya ayah Nurul di mata nenek.
Aku benci mulut perempuan.
Si Eny, udah 5 tahun dia gak pernah mengunjungi nenek, apa nenek membencinya? Kurasa tidak, karena anaknya gak numpang maka, tidur, tinggal di sini, akrena dia banyak uang.
Dahโฆ puas rasanya menuliskan tentang keburukan nenek.
Wuah, betapa plongnya hati ini setelah menuliskan semuanya. Begitulah aku mengatasi kekesalanku, kemarahanku, melampiaskannya tak lain tak bukan dan menuliskan apa yang kurasa di catatan harianku. Sekilas setelah baca catatan itu, pembaca sudah menangkap bagaimana karakter nenekku.
Sekilas Tentang Nenek
Cara Mendidik Anak ala Nenekku
Alhasil walaupun dengan gaya mendidik seperti itu anak-anak nenek tumbuh menjadi anak-anak yang terdidik dan berpendidikan dalam kehidupan mereka. Dan memang rasa trauma itu tetap ada pada diri anak-anak nenek sampai saat ini, jika mengingat masa kecil mereka. Aku mengetahuinya dari cerita emakku dan cerita paman-paman dan ibuku.
Pada tahun 1988, kakek meninggal, anak-anak sudah cukup besar waktu itu, ada yang kuliah di UGM dan ada yang kerja bantu-bantu nenek di kios.
Aku dan Nenekku
Hubungan Antara Nenek, Anak serta Menantu