doc.pribadi |
Wew, workshop perdana di tahun 2014 yang kuikuti adalah
workshop Qbaca: Menggagas 1001 Cerita Nusantara (18/2) . Dan menjadi suatu
kehormatan, Medan menjadi kota pertama, roadshow tim Workshop Qbaca. Seperti
apa? Sila dibaca ^_^
workshop Qbaca: Menggagas 1001 Cerita Nusantara (18/2) . Dan menjadi suatu
kehormatan, Medan menjadi kota pertama, roadshow tim Workshop Qbaca. Seperti
apa? Sila dibaca ^_^
Adapun pemateri pertama
dibawakan oleh Mas Bambang Trim, as we
knew, Mas BT ini menjuluki dirinya sebagai Tukang Buku Keliling yang telah
menulis lebih dari 150 judul buku, bangganya lagi, ia adalah anak Medan euy,
asli Tebing Tinggi. Anak Medan memang T-O-P ๐ dan sekarang Mas BT aktif
sebagai ketua kompartemen Diklat-Litbang-Informasi IKAPI, dan program Menggagas
1001 Cerita Nusantara bekerjasama dengan Qbaca diamanahkan ke Mas BT.
dibawakan oleh Mas Bambang Trim, as we
knew, Mas BT ini menjuluki dirinya sebagai Tukang Buku Keliling yang telah
menulis lebih dari 150 judul buku, bangganya lagi, ia adalah anak Medan euy,
asli Tebing Tinggi. Anak Medan memang T-O-P ๐ dan sekarang Mas BT aktif
sebagai ketua kompartemen Diklat-Litbang-Informasi IKAPI, dan program Menggagas
1001 Cerita Nusantara bekerjasama dengan Qbaca diamanahkan ke Mas BT.
Workshop dibuka dengan
pembahasan tentang konten, agak mengintip ke Wikipedia dulu ๐ , konten
(content, in English) adalah informasi yang tersedia melalui media
atau produk elektronik.
pembahasan tentang konten, agak mengintip ke Wikipedia dulu ๐ , konten
(content, in English) adalah informasi yang tersedia melalui media
atau produk elektronik.
Nah, Mas BT, cukup memukau saat
menyampaikan bahwa buku yang paling laku di Amerika Serikat adalah buku tentang
teknik menggendong bayi, yang penulisnya terinspirasi saat melihat masyarakat
Bali menggendong Bayi, #hallooo? See?
menyampaikan bahwa buku yang paling laku di Amerika Serikat adalah buku tentang
teknik menggendong bayi, yang penulisnya terinspirasi saat melihat masyarakat
Bali menggendong Bayi, #hallooo? See?
Hari ini orang yang paling
hebat adalah orang yang menguasai konten, dan Indonesia dalam slide-nya, Mas BT
sampaikan bahwa , dengan 17.508 pulau di dalamnya dan 746 bahasa yang digunakan
masyarakatnya, itu semua bisa menjadi surga berkembangnya konten-konten
berbasis Nusantara. Hal inilah yang mendasari semangat program Menggagas 1001
Cerita Nusantara, tepatnya untuk menyelamatkan konten-konten tersebut dan
mengabadikannya dalam bentuk tulisan sehingga bisa diwariskan kepada anak cucu
bangsa Indonesia, kelak.
hebat adalah orang yang menguasai konten, dan Indonesia dalam slide-nya, Mas BT
sampaikan bahwa , dengan 17.508 pulau di dalamnya dan 746 bahasa yang digunakan
masyarakatnya, itu semua bisa menjadi surga berkembangnya konten-konten
berbasis Nusantara. Hal inilah yang mendasari semangat program Menggagas 1001
Cerita Nusantara, tepatnya untuk menyelamatkan konten-konten tersebut dan
mengabadikannya dalam bentuk tulisan sehingga bisa diwariskan kepada anak cucu
bangsa Indonesia, kelak.
Masih
tentang konten, jauh hari sekali, tepatnya 1996, Bill Gates ber-statement begini: Content is King. Delapan tahun kemudian, 2014 ini, kita bisa
melihat hasil dari pernyataan orang terkaya di dunia tersebut. Ya sekarang
disebut Big Data Era.
tentang konten, jauh hari sekali, tepatnya 1996, Bill Gates ber-statement begini: Content is King. Delapan tahun kemudian, 2014 ini, kita bisa
melihat hasil dari pernyataan orang terkaya di dunia tersebut. Ya sekarang
disebut Big Data Era.
Konten
yang berupa data dan informasi itu menjadi raja karena hampir setiap hari
diakses jutaan orang, dan kebayang gak, kalau data itu berupa benda yang visible, setiap detiknya ia berseliweran
di sekeliling kita.
yang berupa data dan informasi itu menjadi raja karena hampir setiap hari
diakses jutaan orang, dan kebayang gak, kalau data itu berupa benda yang visible, setiap detiknya ia berseliweran
di sekeliling kita.
Bila
sudah seperti itu, kenapa tidak konten tentang Indonesia kita kumpulkan dan
rapih kan sehingga berpeluang besar untuk disebarluaskan secara besar-besaran
ke seluruh dunia.
sudah seperti itu, kenapa tidak konten tentang Indonesia kita kumpulkan dan
rapih kan sehingga berpeluang besar untuk disebarluaskan secara besar-besaran
ke seluruh dunia.
Meski,
risikonya adalah di luarnegeri, kata Mas BT, sudah ada text book yang khusus membahas Indonesia, di satu sisi, bangga
dong, Negara kita dipelajari oleh orang asing, di sisi lain, adalah
siap-siaplah kita dijajah lagi secara konten atau pemanfaatan sumber daya alam
bila tak tahu atau sanggup mengolah sumber daya alam sendiri. Ya Allah, jangan
sampe T_T ntar anak cucu gue gimana? :O
risikonya adalah di luarnegeri, kata Mas BT, sudah ada text book yang khusus membahas Indonesia, di satu sisi, bangga
dong, Negara kita dipelajari oleh orang asing, di sisi lain, adalah
siap-siaplah kita dijajah lagi secara konten atau pemanfaatan sumber daya alam
bila tak tahu atau sanggup mengolah sumber daya alam sendiri. Ya Allah, jangan
sampe T_T ntar anak cucu gue gimana? :O
Setelah mengetahui kenyataan
tentang konten, semoga membuka pikiran kita semua untuk lebih melek
informasi/konten, dan jangan mau menjadi PKI , Pemuda Kurang Informasi. Hehe
tentang konten, semoga membuka pikiran kita semua untuk lebih melek
informasi/konten, dan jangan mau menjadi PKI , Pemuda Kurang Informasi. Hehe
Fenomena
Buku di Indonesia
Buku di Indonesia
Pembahasan selanjutnya tentang
Fenomena Buku di Indonesia. Pada sesi ini tak kalah mencengangkan lagi.
Berhubung karena TB Gramedia adalah toko buku terbesar di Indonesia, jadi
standar jumlah buku yang diproduksi di Indonesia tiap bulannya berkiblat ke TB
Gramedia. Tahun 2011, tercatat 2300 buku yang masuk ke TB Gramedia per
bulannya, catat ya PERBULAN. Estimasinya adalah, tahun 2013 ada 30.000 judul
buku yang diproduksi di Indonesia. Wow! Ini adalah kabar menggembirakan buat
kita semua, namun belum sepenuhnya, karena menurut saya kegembiraan ini belum
didukung total oleh kesadaran masyarakat untuk membeli buku asli. Masih
bermentalkan gratisan atau fotokopi T_T Semoga kita segera sadar dan berbenah.
Fenomena Buku di Indonesia. Pada sesi ini tak kalah mencengangkan lagi.
Berhubung karena TB Gramedia adalah toko buku terbesar di Indonesia, jadi
standar jumlah buku yang diproduksi di Indonesia tiap bulannya berkiblat ke TB
Gramedia. Tahun 2011, tercatat 2300 buku yang masuk ke TB Gramedia per
bulannya, catat ya PERBULAN. Estimasinya adalah, tahun 2013 ada 30.000 judul
buku yang diproduksi di Indonesia. Wow! Ini adalah kabar menggembirakan buat
kita semua, namun belum sepenuhnya, karena menurut saya kegembiraan ini belum
didukung total oleh kesadaran masyarakat untuk membeli buku asli. Masih
bermentalkan gratisan atau fotokopi T_T Semoga kita segera sadar dan berbenah.
Data buku di Indonesia tersebut
menjadi data tersendiri oleh IKAPI untuk mendata penerbit dari 30.000 buku yang
diterbitkan, dan ternyata dari 1.126 penerbit yang terdata di IKAPI, sekitar
1.004 penerbit yang terdata berasal dari pulau Jawa ;O, sisanya tersebar di
Indonesia dengan pembagian yang cukup mengiris hati. Yah, agaknya ini menjadi
PR buat kita semua, agar lebih bisa bersinergi lagi, dan penerbit yang belum
terdaftar segera mendaftarkan diri ke IKAPI. Oh ya, adapun dari 30.000 buku
tersebut, hampir 60% adalah buku teks, selebihnya buku umum. Lagi-lagi ini
tantangan para penulis Indonesia. Mari kita galakkan program Menggagas 1001
Cerita Nusantara.
menjadi data tersendiri oleh IKAPI untuk mendata penerbit dari 30.000 buku yang
diterbitkan, dan ternyata dari 1.126 penerbit yang terdata di IKAPI, sekitar
1.004 penerbit yang terdata berasal dari pulau Jawa ;O, sisanya tersebar di
Indonesia dengan pembagian yang cukup mengiris hati. Yah, agaknya ini menjadi
PR buat kita semua, agar lebih bisa bersinergi lagi, dan penerbit yang belum
terdaftar segera mendaftarkan diri ke IKAPI. Oh ya, adapun dari 30.000 buku
tersebut, hampir 60% adalah buku teks, selebihnya buku umum. Lagi-lagi ini
tantangan para penulis Indonesia. Mari kita galakkan program Menggagas 1001
Cerita Nusantara.
Ngobrolin soal buku, kadang
memang gak ada matinye ๐ tapi pernah gak terpikirkan, apa standar yang membuat
buku itu disebut buku. Dan UNESCO pun membuat standarisasinya, meski tetap
dilakukan penyesuaian penyesuaian.
memang gak ada matinye ๐ tapi pernah gak terpikirkan, apa standar yang membuat
buku itu disebut buku. Dan UNESCO pun membuat standarisasinya, meski tetap
dilakukan penyesuaian penyesuaian.
Yang disebut buku, syaratnya:
1. Bukan
terbitan berkala
terbitan berkala
2. Lebih
dari 49 halaman
dari 49 halaman
3. Memiliki
kover yang tebal
kover yang tebal
4. Diterbitkan
suatu Negara dan tersedia untuk public
suatu Negara dan tersedia untuk public
5. Dicetak
min. 50 eks
min. 50 eks
Pertanyaannya, gimana dengan
buku anak? Keblenger juga anak dikasi buku yang tebalnya 49 halaman ๐ , maka,
penyesuaian itu penting, pengecualian untuk buku anak, begitu paparan Mas BT.
buku anak? Keblenger juga anak dikasi buku yang tebalnya 49 halaman ๐ , maka,
penyesuaian itu penting, pengecualian untuk buku anak, begitu paparan Mas BT.
Lanjuuutt
Mulai
Menulis
Menulis
Lalu, kita ni udah sadar akan
pentingnya konten, nasib buku di Indonesia, so?
What next?
pentingnya konten, nasib buku di Indonesia, so?
What next?
Ya mulai Menulis dong, ^_^.
Ayo, tunjukkan bahwa kita bisa berkontribusi dalam program 1001 Cerita
Nusantara ini. FYI, adapun naskah 1001 Cerita Nusantara ini nantinya dibuat
dalam bentuk e-book. (penjelasannya terpisah ya, panjang buanget kalau dibahas
juga disini hehehe)
Ayo, tunjukkan bahwa kita bisa berkontribusi dalam program 1001 Cerita
Nusantara ini. FYI, adapun naskah 1001 Cerita Nusantara ini nantinya dibuat
dalam bentuk e-book. (penjelasannya terpisah ya, panjang buanget kalau dibahas
juga disini hehehe)
Adapun jenis naskah yang
diterima tim Penggagas 1001 Cerita Nusantara adalah bisa: fiksi, non fiksi dan
faksi
diterima tim Penggagas 1001 Cerita Nusantara adalah bisa: fiksi, non fiksi dan
faksi
Misal: konten yang Anda angkat
adalah tentang tanaman, pernah kah kita terpikir untuk menyusun buku dengan
judul 50 tanaman yang mengubah dunia?, itukan sekaliber dunia, kita bisa
mempersempitnya dengan 50 tanaman yang mengubah Indonesia, lebih spesifik lagi,
di Sumatera Utara.
adalah tentang tanaman, pernah kah kita terpikir untuk menyusun buku dengan
judul 50 tanaman yang mengubah dunia?, itukan sekaliber dunia, kita bisa
mempersempitnya dengan 50 tanaman yang mengubah Indonesia, lebih spesifik lagi,
di Sumatera Utara.
Itu contoh, dan kontennya
Indonesia banget kan yang kaya akan alamnya. Anda bisa juga menelurkan ide, tak
perlu jauh-jauh, apa yang sangat dekat dengan Anda, tentu masih berbasis
Nusantara ya.
Indonesia banget kan yang kaya akan alamnya. Anda bisa juga menelurkan ide, tak
perlu jauh-jauh, apa yang sangat dekat dengan Anda, tentu masih berbasis
Nusantara ya.
Bila Anda sudah mulai menulis,
karena naskah akan diterbitkan dalam bentuk e-book, maka jumlah halaman yang
diminta min. 24 halaman. Naskah ditunggu sampai April 2014. Info lanjut bisa
menghubungi Mas BT di bambangtrim72@gmail.com.
Naskah untuk sementara waktu dikirim ke email tersebut. InsyaAllah ide Anda
aman pada orang yang tepat.
karena naskah akan diterbitkan dalam bentuk e-book, maka jumlah halaman yang
diminta min. 24 halaman. Naskah ditunggu sampai April 2014. Info lanjut bisa
menghubungi Mas BT di bambangtrim72@gmail.com.
Naskah untuk sementara waktu dikirim ke email tersebut. InsyaAllah ide Anda
aman pada orang yang tepat.
Oh ya, hindari plagiat yah ^_^
Goes
to Frankfrut Book Fair 2015
to Frankfrut Book Fair 2015
Yuhuuu, tahu tidak, goal dari
program ini juga adalah untuk menyukseskan Indonesia yang dapat kesempatan
menjadi tamu dalam Frankfrut Book Fair 2015, sebuah event terbesar di dunia
yang konsen dalam dunia baca tulis, dengan lokasi event seukuran tiga kali
lapangan bola, Negara yang diundang panitia mendapat kesempatan untuk
memamerkan buku-buku dari penulis dan penerbit di negaranya, even ini juga
kesempatan besar untuk menasionalkan nama penulis dari tiap Negara. Kerenkan?
*_*
program ini juga adalah untuk menyukseskan Indonesia yang dapat kesempatan
menjadi tamu dalam Frankfrut Book Fair 2015, sebuah event terbesar di dunia
yang konsen dalam dunia baca tulis, dengan lokasi event seukuran tiga kali
lapangan bola, Negara yang diundang panitia mendapat kesempatan untuk
memamerkan buku-buku dari penulis dan penerbit di negaranya, even ini juga
kesempatan besar untuk menasionalkan nama penulis dari tiap Negara. Kerenkan?
*_*
Nah, tahun 2015, Indonesia
mendapat jatah space sekitar 250
meter persegi, luasnyaa, :O melihat kondisi perbukuan kita, malu dong bila space tersebut kebanyakan kosong melompong,
untuk itulah program ini hadir, dan kabarnya pemerintah memfasilitasi untuk
menerbitkan buku yang diseleksi dari 1001 Cerita Nusantara ini, tunggu apalagi?
mendapat jatah space sekitar 250
meter persegi, luasnyaa, :O melihat kondisi perbukuan kita, malu dong bila space tersebut kebanyakan kosong melompong,
untuk itulah program ini hadir, dan kabarnya pemerintah memfasilitasi untuk
menerbitkan buku yang diseleksi dari 1001 Cerita Nusantara ini, tunggu apalagi?
Program ini berlaku untuk siapa
saja, penulis terkenal atau belum terkenal sekalipun asal punya niat dan misi
yang sama. Mengangkat konten berbasis Nusantara.
saja, penulis terkenal atau belum terkenal sekalipun asal punya niat dan misi
yang sama. Mengangkat konten berbasis Nusantara.
Adapun buku yang sudah terpilih
untuk dipamerkan di FBF 2015, buku roman karya sastrawan lama, seperti Siti
Nurbaya-Marah Rusli, Debu Tjampur Debu-Chairil Anwar, Layar Terkembang-ST.
Takdir Alisjahbana. Bumi Manusia-Pramoedya Ananta Toer, Sepasang Pedang
Iblis-Asmaraman, dan karya sastrawan masa kini lainnya.
untuk dipamerkan di FBF 2015, buku roman karya sastrawan lama, seperti Siti
Nurbaya-Marah Rusli, Debu Tjampur Debu-Chairil Anwar, Layar Terkembang-ST.
Takdir Alisjahbana. Bumi Manusia-Pramoedya Ananta Toer, Sepasang Pedang
Iblis-Asmaraman, dan karya sastrawan masa kini lainnya.
Yuk, menjadi bagian sejarah
dengan mengabadikan dalam tulisan 1001 Cerita Nusantara.
dengan mengabadikan dalam tulisan 1001 Cerita Nusantara.
Ruang Nada Sela, Kantor Telkom
Medan, 18 Februari 2014
Medan, 18 Februari 2014