Dear Zee,kau tau diriku adalah orang yang paling susah mengungkapkan perasaan termasuk ungkapkan perasaan terhadap emak sendiri. Aku didik di rumah sebagai orang yang to the point, blak-blakan sehingga terkadang suka muncul sikap gengsi untuk mengungkapkan perasaan.
Tapi, hari ini aku tergerak melakukan itu semua sebelum segalanya terlambat.
Dari tahun lalu sejak kutahu even tahunan Madinah Syariah ini, aku azzamkan pada diriku bahwa tahun depan aku harus ikut. Alhmdulillah tahun ini bisa terealisasi.
Aku beruntung sekali punya emak yang enak aja dibawa buat hal-hal positif seperti ini. Makanya untuk mengajak beliau ikut even seperti ini adalah bukan perkara sulit berbekal kata2 GRATIS dan ACARANYA BERLIMPAH HADIAH dijamin emakku langsung deal hehehehe…
Karena baru pertama kali ikut beginian. Jadi kupikir konsepnya kayak acara gerak jalan gitu yang mengharuskan pakai celana training dan baju kaos. Makanya, penampilan emak tadi jauh dari kesan feminim. Pakai jilbab hitam, baju kaos yang dibalut jaket putih bunga-bunga, celana ceper, dan terakhir sepatu kets. Kebayang kan betapa gaul dan tomboinya emak awak. Beda dengan para Ibu yang hadir pagi tadi, mereka bak ibu-ibu dari pengajian apa gitu, pakaian serba putih, jilbab putih, gamis putih, sepatu high heels, gigi putih *gak nyambung men*, pokoknya kayak kostum mau solat lebaran haji deh. Tapi, aku cuek aja, emak pun cuek juga. Lanjootttkan…
Berbagai acara, hadiah disuguhkan. Cukup lama juga menunggu acara puncak yakni Membasuh Kaki Emak. Tepat pukul 10.30 setelah acara resmi selesai ditutup dengan doa, maka masuklah kepada acara inti.
Ada beberapa ibu dan anak–mungkin sekitar 12 pasang– yang diminta maju ke depan untuk melakukan prosesi membasuh dan sebagai simbolisasi juga. Jadi mereka yang diminta maju adalah ibu yang memiliki anak sudah remaja dan dewasa, sedangkan ibu yang memiliki anak yan baru menetas diminta untuk tetap diposisi deretan bangku para peserta yang nantinya juga secara serentak melakukan prosesi ini.
Sebelumnya daku mau cerita lucu dulu, jadi setelah semua para ibu dipersilahkan duduk, lalu para anak diminta standby berjongkok dihadapan ibunda mereka. Dengan semangat hari ibu yang ke 82, anak-anak dengan reflek, spontan serentak langsung membasuh kaki ibunya tanpa menunggu aba2 dari MC, parahnya aku langsung terbawa emosi dan langsung termehek2…gitu juga dengan peserta lain hihihihi *jadi senyum2 sendiri mengingat kejadian tadi siang*, abis tu baru MC mengumumkan bahwa prosesi jangan dilakukan dulu sebelum ada aba2, *gubrak, terpaksa air mata tadi harus di tarik lagi ke peraduannya*. Gak berapa lama, setelah semuanya siap, barulah para peserta mulai prosesi membasuh kaki ibunya. prosesi berlangsung selama 5 menit, hadoooh mengharu biru deh gue.
“Mak, kaki inilah yang dijanjikan Tuhan akan ada surga dibawahnya jika aku berbakti padamu. Mak, kaki ini juga lah yang membuatku tetap hidup sampai sekarang, kaki itu yang tiap hari membantu emak nyari makan untuk kami semua,kaki itu yang selalu mengantarkan aku dan adik2ku ke sekolah, membawaku kepada cita2 sesungguhnya, kaki itu juga yang kau topang untuk terus bersimpuh menghadap Tuhanmu dan kau bermohon agar kami selalu baik….kaki itu juga…ah, tak akan cukup membahas itu semua mak, tak akan cukup mak. Terima kasih emak buat segalanya segalanya”.
Di prosesi itu juga daku melakukan pengakuan besar-besaran bahwa aku selama ini telah membohongi emak tentang uang yang aku gunakan untuk beli NB, daku pernah berbohong bahwa NB ini aku beli dengan hasil meminjam uang dengan mb Ratna padahal kenyataannya aku meminjam uang dengan nenek. Semua ini kulakukan agar emak, tidak bermanjakan lagi dengan mudahnya meminjam uang sama nenek padahal hutang kemaren belum lunas sampai sekarang. Itulah yang aku hindari, makanya aku berbohong. Tapi hari ini kuungkapkan segala kebohongan dan mengapa aku berbohong. Sejujurnya aku lelah dengan kondisi keluarga ku yang harus bertahan hidup dengan uang hasil menghutang, nah sekarang di tahun baru Islam ini aku dan keluargaku berazzam bahwa, kami perlahan harus bangkit, tumpukan hutang harus segera dilunasi denga cara mencicinya sedikit demi sedikit walaupun susahnya untuk memulai itu semua dari awal lagi. Namun harus dicoba, HARUS!!!.
Mengikuti even ini aku berasa makin dekat dengan emak. Emak mengalirkan energi positif buatku, aku jadi termotivasi untuk meneruskan rencana skripsiku. Bagaimana pun aku harus BISA menyelesaikan studiku tepat waktu. Tak ada waktu untuk bermalasan. Semua ini demi melihat Emak dan Ayah bahagia dan aku juga bahagia. Semoga.
Sekali lagi even ini mengajarkanku bahwa ungkapkanlah cinta itu. Bukan berarti kita harus mengikuti even ini baru ungkapkan cinta, kelamaan juga kaleee, tapi esensinya adalah dengan adanya gerakan massal ini menyampaikan pesan sosial bahwa Bahagiakan orangtuamu semasa hidupnya sebelum segalanya terlambat. Itu aja.
Kawan, seandainya kau lihat betapa bahagianya emakku kakinya dibasuh, dia meleleh ku buat, mengharu biru, pokoknya komplek Madinah Syariah banjir air mata tadi hehehehhe….
Tidak ada alasanku untuk tidak membahagiakan mereka Emak dan Ayahku ^_^