Assalamualaykum,
Seringnya berpikir bawa anak jalan-jalan mestilah mahal, tapi gak juga, ada banyak tempat wisata yang bisa disinggahi tanpa mengeluarkan banyak ongkos.
Jadi ceritanya mau mengajak Khalil memperkenalkan satu alat transportasi bernama kereta api. Selama ini kan lihat kereta api hanya dari kartun Thomas atau Chuggington dan mainan kereta api berkarakterkan Thomas juga haha.
Tadinya mau ikutan playdate naik railink KA dari Medan ke Bandara yang difasilitasi salahsatu daycare di Medan, tapi ya Allah, mahhhaaal huhu, sekali playdate bisa makan biaya ratusan ribu mendekati setengah jutak, itu kalau aku dan uci Khalil ikut, pun gak mungkin juga aku lepaskan Khalil untuk ikut playdate bersama teman barunya, sementara aku menunggunya di stasiun bandara yang di Medan haha, maulah tereak-tereak nyari emaknye.
Alhamdulillah setelah sekian lama gak nyobain moda transportasi kereta api, pada Minggu 22 April 2018, jadi juga naik kereta api.
Lebih asyik berangkat pagi, agar bisa berlama-lama keliling kota Binjai. Namun apalah daya, berangkat juga dari rumah jam 11, sampai stasiun jam 12, kereta api berangkat jam 1, haha, terpaksa mesti nunggu satu jam lagi.
Sekarang pelayanan PT KAI sudah lebih rapi dan nyaman. Pun dari pemerintah sedang digalakkan kampanye Ayo Naik Kereta Api!. Okelah Pak Presiden, nih kami nyobain naik kereta api yaaa!
Tahun 2014 pernah juga naik kereta api Medan-Binjai, dan masih sepiii banget, serta tiket masih 15K/orang. Kalau sekarang, murahnya, 5K/orang, tapi ya gitu….
Peminat kereta api Medan-Binjai itu buanyak sodara, apalagi weekend, ada yang sengaja wisata kereta api Medan-Binjai, kayak kami ini, ada juga penumpang dari Medan yang mau menghadiri undangan pesta pernikahan di Binjai, biar gak apa kali atau gak mahal kali dan make up tetap stay tune, maka dipilihlah naik kereta api, risiko gaun keinjek-injek penumpang yang mau naik pun dah pasrah aja haha.
Sebaik tiket ditangan, kami langsung masuk ke ruang tunggu. Ruang tunggunya pun jauh lebih nyaman sekarang, fasilitas lengkap, mau dari mini market sampai toilet serta musholla pun ada, bahkan mau es krim juga tersedia.
Menunggu kereta api datang, Khalil membujuk ayah untuk beli dan makan eskrim. Nah, kereta api Medan-Binjai ada tiap satu jam sekali.
menunggu kereta api datang |
Setelah sejam menunggu, kereta api yang dinanti pun datang. Semua penumpang sudah stand by pada masing-masing pintu gerbong.
Ketika kereta api benar-benar berhenti, semua mendesak masuk padahal penumpang yang dari Binjai belum lagi turun, wkwkw. Ya Allah, gini amat kereta api rakyat, mungkin keadaan seperti ini yang dirasakan para buruh Jakarta, berdesak-desakan di commuter line.
Si Ayah dengan sigap menggendong Khalil, Bunda menenteng tas ransel dan siap untuk berdesak-desakan soalnya kita bakal rebutan bangku, sekaligus memantau Uci dan si Nadin. Alhamdulillah kami kebanggian bangku, meski terpisah gak gitu jauh hehe.
Meskipun sudah mendapatkan bangku, kereta masih menunggu 10 menit sebelum selanjutnya berangkat, etapi lebih 10 menit malah. Tau gak, dengan cuaca kota Medan yang sinar matahari cethar membahana, sementara di dalam kereta api, kipas angin kecil di atap tak sanggup lagi memproduksi angin, ditambah jendela kereta api yang tertutup total, Oh aku dan keluarga kecilku seakan dikukus dalam sebuah panci yang panjang.
Kirain fasilitas di dalam kereta api sama terawat dengan baik seperti fasilitas ruang tunggunya, ternyata memang perlu ada yang dibenahi huhu, terseksa T_T adek meleleh, Bang! Mana aku lupa bawa kipas lagi, huhu.
Karena keadaan seolah kayak dikukus, menunggu kereta api jalan luamanyaaa minta ampun, hilang sudah mood foto-foto, wkwkw, gimana gak, aku harus memangku Khalil, sepertinya dia ngantuk. Terbukti ketika kereta api jalan, dia mulai tertidur. Raut wajahnya seperti takut soalnya suara mesin kereta api agak memenuhi gerbong, belum lagi getaran getaran yang ditimbulkan. Usai takut maka terbitlah ngantuk, wkwkw.
Perjalanan Medan-Binjai dengan kereta api cukup ditempuh 30 menit saja, berbeda dengan perjalanan menggunakan sepeda motor dan angkot, waktu yang diperlukan bisa sejam bahkan lebih, biasanya akan terjebak macet di daerah Kampung Lalang.
Alhamdulillah sampai juga di Binjai. Terus kita di Binjai ngapain? ke rumah teman aja ya hehe, soalnya mau keliling Binjai udah gak sempat lagi.
Nah, Ayah Bunda, tampaknya menderita ya perjalanan kami, haha, tapi seru loh, si kecil kita ajak keluar dari zona nyamannya, menikmati langsung pengalaman naik kereta api rakyat, dan semoga jadi kenangan indah dalam memori Khalil ya!
Oiya sebagai catatan, kalau mau pulang dari Binjai ke Medan, tiket pulang gak bisa dipesan sebaik sampai di stasiun Binjai, sebab harus menunggu sejam lagi. Jadi, supaya gak ketinggalan kereta api, tibalah lebih awal.
Kami sampai di Binjai sekitar jam 12.30, kemudian balik lagi ke stasiun Binjai, jam15.30. Kirain kami sampai lebih dulu, ternyata antrian sudah mengular, ruang tunggu penuh, dan kami pun menunggu pintu pemeriksaan tiket dibuka dalam keadaan berdiri wkwkw.
perjalanan pulang dari Binjai ke Medan |
Begitulah pengalaman kami naik kereta api Medan-Binjai. Bagaimana? pengen ajak si kecil naik kereta api pada libur lebaran tahun ini, cus cobain Ayah Bunda ^^ pasti seru.
Selamat jugijagijug yaaaa!