– 3 Cara Efektif Mempersiapkan Biaya Pendidikan Anak Ala Pritha Ghozie –
Bismillah
Assalamualaykum,
Pendidikan adalah hak anak maka sudah jadi kewajiban orangtua mempersiapkan biaya pendidikan anak sejak sebelum ia bersekolah.
Membicarakan persiapan biaya pendidikan anak, aku jadi berkaca bagaimana orangtuaku menyekolahkan aku dan adik-adik. Alhamdulillah dengan susah payah, kami semua bisa sampai jenjang SMA.
Namun, saat jenjang perguruan tinggi, aku harus tertatih-tatih membayarnya sebab orangtua sudah tidak lagi membiayai kuliahku hanya sampai membantu bayar biaya masuk, itu pun sampai menggadaikan emas milik mamakku.
Ah, kalau diingat-ingat masa itu sedih dan sakit banget. Makanya, berharap kelak anak-anakku tidak perlu khawatir dengan biaya pendidikannya. Fokus belajar dan menjalani hal-hal yang ingin dia kuasai sebagai modal merancang kehidupannya sendiri dan menjadi bermanfaat buat banyak orang.
Terkadang terbesit dalam hati tentang perasaan khawatir tidak mampu membiayai pendidikan anak yang sayangnya tak pernah turun tapi biayanya terus naik tiap tahun.
Sesekali terbaca dan terlihat juga konten mengenai biaya pendidikan jenjang TK yang mana itu masih uang pangkal saja bisa mencapai puluhan juta. Kalau kata seorang kakak pakar finansial, itu biaya sekolah atau DP Mobil wkwkw.
Lalu, biaya uang kuliah di negeri, zaman aku tahun 2007 persemester 600K, sekarang jumlah yang sama tapi untuk bayar uang kuliah per bulan di salahsatu universitas swasta. Kemudian pikiranku langsung travelling ke 15 tahun ke depan, biaya kuliah pasti lebih mahal lagi huhu.
Namun, lagi-lagi, ada Allah yang Maha Kaya dan mencukupi. Tugas kita berproses merencanakan biaya pendidikan dan disiplin untuk menabungnya.
Tahun 2014, ada survei yang dilakukan sebuah tabloid ekonomi dan bisnis, ditemukan fakta 90% orangtua di Indonesia ternyata sudah mencoba mempersiapkan biaya pendidikan anaknya. Asuransi pendidikan jadi urutan terbatas dari instrumen keuangan yang dipilih, lalu diikuti dengan tabungan, emas, properti dan reksadana.
Informasi survei tersebut mengingatkanku pada Psikolog Okina Fitriani dalam materi Manajemen Keuangan Keluarga. Pada poin teknis menyimpan biaya pendidikan anak, Bu Okina memllilih menabung dan investasi konvensional yaitu dalam bentuk emas.
Nah, daripada bingung, meraba-raba dan sok pintar sendiri lalu akhirnya membuat action merencanakan biaya pendidikan anak hanya wacana, mari yuk kita belajar dari ahlinya.
Menurut Financial Planner and Educator plus Co-Founder Zap Finance Prita Ghozie, 3 Cara agar orangtua dapat mengantisipasi risiko gagal saat rencanakan biaya pendidikan anak.
3 Cara Efektif Siapkan Biaya Pendidikan Anak
Buat prioritas rencana biaya pendidikan anak.
Ketika anak masuk usia sekolah, orangtua sebaiknya berinvestasi untuk biaya sekolah berikutnya dan bayar biaya sekolah bulanan.
Fokus utama orangtua ada pada pemenuhan kebutuhan biaya pendaftaran, tes masuk dan uang pangkal. Sedangkan biaya sekolah bulanan diambil dari penghasilan bulanan.
Hitung biaya pendidikan yang harus di persiapankan
Untuk memudahkan perhitungan, gunakan Sampel Biaya Sekolah dari Zap Finance.
Contoh: Jika anak masih bayi, maka rincian kebutuhan masa depannya sebagai berikut:
Biaya pendidikan usia dini: 3 tahun lagi
Biaya pendidikan anak SD: 6 tahun lagi
Biaya pendidikan anak SMP dan SMA: 12 tahun lagi
Biaya pendidikan anak untuk Universitas: >17 tahun lagi
Lalu, orangtua membagikan tujuan dan rencana keuangan sesuai jangka waktu serta strateginya.
Kemudian, orangtua segera periksa kesehatan keuangannya. Porsi biaya pendidikan anak sisihkan 10% dari total penghasilan.
Oiya, jika setelah dicek kondisi keuangan orangtua pas pas an, maka sebaiknya prioritaskan dalam menyiapkan biaya pendidikan untuk jenjang SD dan perguruan tinggi.
Mengapa? Karena jenjang SD semacam jenjang bangun pondasi keilmuan yang harus di peroleh anak di kehidupan pertamanya sekolah. Sedangkan jenjang SMP dan SMA, sekarang media belajar ada banyak, cuma dengan Google Schoolar aja anak bisa sekolah gratis di rumah. Itu masih satu platform free online learning, bagaimana dengan banyaknya bermunculan platform belajar di Internet. Nah, memasuki jenjang kuliah, belajar dari Internet saja mungkin tidak cukup, maka penting banget agar sekolah anak bisa sampai ke jenjang perguruan tinggi.
Pilih instrumen atau produk keuangan yang tepat untuk berinvestasi
Memilih produk keuangan yang tepat untuk berinvestasi persis seperti memilih jodoh dan pastinya lihat juga kondisi kesehatan keuangan, tingkat kepahaman kita terhadap produk keuangan tersebut serta sesuaikan dengan kebutuhan.
Berhubung aku orangnya sedikit konservatif, instrumen keuangan yang tepat menurutku adalah emas dan sukuk.
Lalu, saran Pritha, selama masa perencanaan biaya pendidikan anak di masa depan, pastikan setiap orangtua yang usianya masih produktif sebaiknya membeli asuransi jiwa.
Sekarang ada banyak perusahaan penyedia produk asuransi jiwa, salahsatunya asuransi Prudential Indonesia.
Oiya, bila masih sulit menghitung biaya pendidikan anak, jangan khawatir, sebab kita dapat mengestimasikan biaya pendidikan anak baik di dalam dan luar negeri dengan menggunakan kalkulator biaya pendidikan di prudential.
Orangtua tinggal memilih mana produk yang sesuai kantong dan kebutuhan. Dengan begitu jika terjadi risiko kematian pada pencari nafkah utama, dana investasi akan digantikan dengan dana dari pertanggungan asuransi jiwa.
Well, berat ya jadi orangtua hehe dan aku setuju dengan kalimat bijak Pritha, banyak anak berarti perbanyak investasi dalam dana pendidikan anak.
Semoga bermanfaat!