Dari Salah Naik Ojol, Aku dan Anak-Anak Belajar Banyak Hal

Sejak memiliki bayi, aku sudah lama tidak bawa anak pertama dan kedua jalan-jalan. Sabtu, 13 Juli 2024 ada agenda liburan bersama Cerita Baik Foundation yakni storytelling di Gramedia Manhattan. Awalnya maju mundur hadir di acara ini, namun akhirnya aku memutuskan pergi.

Anakku yang sulung sudah bertambah tinggi, jadi kalau pergi kemana-mana dengan ojol sudah bisa dihitung bonceng 3, belum lagi aku bawa si nomor 2. Beruntung pada perjalanan pergi kami naik ojol yang kooperatif alias pasrah diajak bonceng 4 wkwkw.

Alhamdulillah sampailah kami di Gramedia Manhattan meski di 10 menit terakhir acara kelar. Setelah dapat gift dan foto-foto dengan Bunda Indri, kami melanjutkan jelajah Manhattan Mall meski hanya di Gramedia dan Musholla.

Berhubung waktu sudah masuk makan malam, kami pun singgah di restoran dalam mall. Ternyata sudah lama juga aku gak makan di restoran bersama anak-anak. Oiya sebelumnya aku sempat bawa bekal nasi dan beberapa potong ayam popcorn, jadinya bisa lebih hemat pesan nasi.

Kami makan di City Ice Cream Restaurant, entah kenapa setiap kesini selalu pesan menu nasi ayam kecap, selain lebih terjangkau dari menu yang lain pun banyak potongan ayamnya dan gak begitu pedas, approved di lidah anak toddler.

MasyaAllah rasa ayam kecapnya masih sama, porsinya juga banyak, harga dan pajaknya yang banyak berubah haha. Usai makan, kami pun berencana pulang sebab hari sudah mau magrib.

Aku pesan ojol sambil momong toddler yang maunya manjat-manjat sisi sisi taman depan restoran sushi di area Manhattan Mall. Ojol pertama dapat, tapi berujung penolakan karena bawa 3 kepala. Pada penolakan pertama ini aku sudah berpikir untuk pesan taksol aja, namun jiwa ibu iritku meronta. Aku coba pesan ojol lain. Alhamdulillah dapat.

Ketika kami menunggu, disinilah drama itu terjadi. Kebiasaanku saat pesan ojol adalah ketika driver tiba selalu mencocokkan nopol dan identitas ojolnya, entah kenapa saat itu aku langsung naik aja haha. Tindakan gegabah ini dipicu si kecil yang gak tenang, hari mulai magrib khawatir ga dapat sholat dan sudah lelah juga.

Motor pun melaju, namun kok mengarah ke belakang Manhattan sementara arah rumah kami itu teruuusss aja sepanjang ringroad itu kan. ‘Oh mungkin cari jalan pintas biar ga kena macet’ begitulah pikir si mamak polos ini ya kan.

Lalu kok masuk ke perumahan, trus kita berhenti di depan masjid perumahan itu di tengah azan magrib berkumandang. ‘Disini kan kak titiknya?’ ucap driver penuh keyakinan.

Aku mulai shick shack shock, kebayang bawa dua bocah magrib-magrib di tempat yang kita gak tahu ini tuh dimana. Setelah ditelusuri ternyata driver salah angkut penumpang. JEDYAAARRR!

Tak berapa lama, ojol yang aku pesan menghubungiku dong. ‘Kakak dimana? aku udah sampe titik’. Aku jelaskan lah ya bahwa aku salah naik ojol, aku minta bantuan driver juga untuk menjelaskan yang terjadi, dikasihlah solusi agar ojol pesananku mengangkut ibu-ibu yang seharusnya tinggal di perumahan tadi, biar kami melanjutkan perjalanan ke Marelan. Sedetik kemudian keputusan berubah, ojol pesananku diminta untuk menyamperin aku di depan sebuah sekolah aja biar abang ojol yang kami salah naik ini bisa jemput penumpang dia yang sebenarnya.

Namun apa yang terjadi pemirsah? Abang ojol pesananku habis dimaki sama ibu-ibu itu, padahal dia gak salah. Aku merasa bersalah banget jadinya. ‘Aku salah apa kak, dimaki-maki , sakit kali cari makan kayak gini, dah lah kak cancel aja gak semangat aku kerja jadinya’, aih makin merasa bersalah gak tuh.

Sepuluh menit membagongkan dan menyesakkan dada itu lalu di tepi jalan depan sekolah di suasana magrib pula kejadian itu berlangsung. Beruntung sekolah tersebut dekat masjid. Aku memutuskan untuk sholat magrib dulu dan si abang ojol melanjutkan perjalanan, entah dia menemui penumpang dia yang sebenarnya entah menerima orderan baru.

Alhamdulillah setelah sholat, jauh lebih tenang, anak-anak juga lebih kooperatif. Kami pun pesan ojol lagi, dan mamak irit ini pesan yang motor wkwkw, mana ojolnya ambil jalan pulang yang jauh huhu, pegal bokongku, sempat pula berhenti di pom bensin. Ya Allah haha, syukur langit masih aman, padahal udah gerimis manja.

Hikmah Mamak Irit Salah Naik Ojol

Pengalaman salah naik ojol bersama dua bocah sungguh menjadi pembelajaran berarti bagiku.

1. Taat Aturan

Kalau tahu anak udah gede mana bawa toddler juga, mending pesan taksol aja. Kelihatannya memang lebih mahal tapi jauh lebih aman dan nyaman serta taat aturan.

2. Selalu Cocokkan Nopol dan Identitas Driver dengan Aplikasi

Serempong apapun bawa bocah, (lagian salah sendiri gak nge-brief bocah dari jauh hari tentang perjalanan ini) ketika pesan ojol tetap harus periksa dan lakukan pencocokkan nopol

3. Utamakan Kenyamanan dan Keamanan Anak

Menjadi orangtua udah gak bisa lagi memprioritaskan diri, utamakan kenyamanan dan keamanan anak saat melakukan perjalanan sehingga dapat membuat momen indah bagi anak.

4. Dengarkan hikmah versi anak

Pengalaman salah naik ojol ini, anakku yang paling besar sudah bisa mengambil hikmah. Aku lupa dia komen apa, kalau gak salah, dia bilang begini ‘Bun, susah juga ya jadi driver ojol, dimaki-maki gitu, aku ga mau ah jadi driver ojol’, karena saat itu aku lagi gak fokus aku cuma komen ‘iya ya Nak’, nah coba nanti aku gali lagi, kali aja dia masih ingat dan mau cerita hikmah lain dari peristiwa ini.

Semoga bermanfaat! oiya, apakah pembaca juga punya pengalaman salah naik ojol?