Judul di atas bukanlah sikuel dari bukuku yang pertamaโGue Gak
Cupu– *padahal niatnya mau promosi* hahaha, judul di atas adalah judul
yang pas untuk tulisan renyahku kali ini, mau tau serenyah apa?…Letโs
cekidot!
Seorang bijak pernah mengatakan bahwa, โJika
seseorang berbuat kesalahan pada kita, cari 1001 alasan untuk memaklumi
dan memaafkannya, bisa jadi disaat yang bersamaan dia sedang punya
masalah lebih besar dari yang kita punya dan itu yang membuat dia
linglung bin bingung sehingga peluang berbuat salah lebih besar, entah
itu terhadap diri sendiri atau orang lainโ.
seseorang berbuat kesalahan pada kita, cari 1001 alasan untuk memaklumi
dan memaafkannya, bisa jadi disaat yang bersamaan dia sedang punya
masalah lebih besar dari yang kita punya dan itu yang membuat dia
linglung bin bingung sehingga peluang berbuat salah lebih besar, entah
itu terhadap diri sendiri atau orang lainโ.
Sometimes,
menjadi angkoters seperti aku ini membuatku selalu punya cerita untuk
diceritakan, seperti biasa malam itu sepulang mengajar aku pulang naik
angkot *lagi2 cerita kali ini terjadi di angkot*. Tumben angkot yang
kunaiki sepi penumpang, tapi tak apa, malah lebih nyaman ketimbang
desak-desakan di dalam angkot. Sepanjang jalan kenangan situasi masih
aman terkendali, sampai disebuah persimpangan, ada sesosok pria bertopi,
tubuh proposional, mengenakan busana casual dan memegang bungkusan
plastic. Dia menyetop angkot, lalu naik terburu-buru hingga sikunya
menyenggol lengan kiriku, jadi ceritanya tulang lawan tulang nih,
suakitnya minta ampun *seperti judul lagu hahahaha*. Aku yang saat itu
jiwanya lagi senang girang, tiba-tiba disenggol dan sakit pulaโฆhadeuh
kepala rasanya sudah bertanduk, kuping dan hidung sudah mulai berasap,
di satu sisi pengen marah dan di sisi lain menahan sakit, dobel deh
sakitnya. Saat menyenggol sikut ku dia cuma bisa bilang โUpsโ!…karena
aku malas bereaksi yang berlebihan walau dalam hati pengen meledak,
akhinya ku tahan dan aku cuma bisa ngambek bin manyun. Tak berapa lama,
baru beberapa detik yang lalu si abang ini mendudukkan pantatnya di
dalam angkot, eh dia minta diturunkan. Ternyata oh ternyata dia tidak
sendiri kawan-kawanโฆ
menjadi angkoters seperti aku ini membuatku selalu punya cerita untuk
diceritakan, seperti biasa malam itu sepulang mengajar aku pulang naik
angkot *lagi2 cerita kali ini terjadi di angkot*. Tumben angkot yang
kunaiki sepi penumpang, tapi tak apa, malah lebih nyaman ketimbang
desak-desakan di dalam angkot. Sepanjang jalan kenangan situasi masih
aman terkendali, sampai disebuah persimpangan, ada sesosok pria bertopi,
tubuh proposional, mengenakan busana casual dan memegang bungkusan
plastic. Dia menyetop angkot, lalu naik terburu-buru hingga sikunya
menyenggol lengan kiriku, jadi ceritanya tulang lawan tulang nih,
suakitnya minta ampun *seperti judul lagu hahahaha*. Aku yang saat itu
jiwanya lagi senang girang, tiba-tiba disenggol dan sakit pulaโฆhadeuh
kepala rasanya sudah bertanduk, kuping dan hidung sudah mulai berasap,
di satu sisi pengen marah dan di sisi lain menahan sakit, dobel deh
sakitnya. Saat menyenggol sikut ku dia cuma bisa bilang โUpsโ!…karena
aku malas bereaksi yang berlebihan walau dalam hati pengen meledak,
akhinya ku tahan dan aku cuma bisa ngambek bin manyun. Tak berapa lama,
baru beberapa detik yang lalu si abang ini mendudukkan pantatnya di
dalam angkot, eh dia minta diturunkan. Ternyata oh ternyata dia tidak
sendiri kawan-kawanโฆ
โWoi, naik kau!โ
โGak, Jalan kaki!โ
โOh, melawan pulak kauโ!
โBentar ya bangโ!
Pria itu pun turun dan mendekati seorang wanita hamil โaku rasa hamil
tua dehโudah gede gitu perutnya, dengan menggandeng seorang anak
laki-laki berusia sekitar 3 tahun disampingnya.
Wah,
kalo aku nangkepnya gini, ini pasti suami istri yang lagi bertengkar, si
istri merajuk dan tidak mau membersamai suami untuk pulang naik angkot.
Kasihan T_T. Bang supir, karena berharap banyak penumpang jika mereka
bertiga naik, bang supir pun melambatkan laju angkotnyaโฆeh
ditunggu-ditunggu (tau lah kalau wanita hamil dah merajuk, susah banget
membujuknya) *deuhhโฆsi penulis macam pernah hamil n merajuk aja nih
hahahahaha* keluarga kecil yang sedang dilanda prahara itu pun tak jua
naik angkot, akhirnya bang sopir memilih melanjutkan perjalanan,
sedangkan aku? *tanduk di kepalaku mulai menyusut, asap di telinga dan
hidungku mulai hilang alias gak jadi marah lagi*. ๐
kalo aku nangkepnya gini, ini pasti suami istri yang lagi bertengkar, si
istri merajuk dan tidak mau membersamai suami untuk pulang naik angkot.
Kasihan T_T. Bang supir, karena berharap banyak penumpang jika mereka
bertiga naik, bang supir pun melambatkan laju angkotnyaโฆeh
ditunggu-ditunggu (tau lah kalau wanita hamil dah merajuk, susah banget
membujuknya) *deuhhโฆsi penulis macam pernah hamil n merajuk aja nih
hahahahaha* keluarga kecil yang sedang dilanda prahara itu pun tak jua
naik angkot, akhirnya bang sopir memilih melanjutkan perjalanan,
sedangkan aku? *tanduk di kepalaku mulai menyusut, asap di telinga dan
hidungku mulai hilang alias gak jadi marah lagi*. ๐
Kalau aku marah pun, emang dia bakal mendengarkan? Ya nggak lah, wong
dia sendiri juga lagi ada masalah. So, dari peristiwa sederhana ini aku
kembali terhujam dengan quote yang pernah aku baca bahwaโฆJika
seseorang berbuat salah, carilah 1001 alasan untuk memaklumi dan
memaafkannya, karena setiap kita membawa kemana-mana masalahnya di hari
itu, intinya berbuat baiklah kepada semua orang. ^_^. Gimana temans,
siapkah untuk tidak marah hari ini?, ya marah lah pada tempatnya
hehehehhe .
Met Beraktifitas. Salam Gue Gak Marah dari Penulis Gue Gak Cupuโฆyuhuuuuโฆ..!
#Catatan 15 Mei 2011