
Tahun ini beberapa anak gadis yang tinggal dalam satu lorong rumahku telah memasuki gerbang pernikahan, ada rasa bergejolak dalam diriku untuk menyampaikan hal esensial dalam menjalani peran yang tidak sekadar IRT alias Ibu Rumah Tangga.
Bagiku sayang sekali jika menjadi sekadar. Umumnya pekerjaan rumah tangga wilayah domestik selesai sekitar jam 10 pagi, selebihnya IRT ngapain?
Yes, ngumpul. Iya kalau kumpul positif, kalau yang dibicarakan hal gak baik kan kesannya jadi tidak produktif dan menambah amal buruk. Jika tidak kumpul-kumpul, aku yakin 100% para IRT itu main HP.
Main HP sekarang rasanya kalau cuma scroll sosmed, lalu buat konten selfie, joget joget, kok rasanya buang buang kuota. Aku jadi greget sendiri melihat fenomena di sekelilingku.
Dulu, saat pertama jadi istri bahkan sebelum jadi istri aku sudah tahu mau apa dan melakukan apa. Proses mengenal diri jauh sebelum menikah sangat memudahkan aku menapaki episode demi episode baru dalam hidup.
Lebih mudah lagi sejak ikut kelas Enlightning Parenting. Ibu Okina Fitriani membuka kelas dengan materi dasar Hierarki Peran. Wanita punya banyak peran, tapi bagaimana caranya agar tetap tegak anggun melewati drama kehidupan saat terjadi benturan peran?
Jadi dalam Hierarki Peran itu dijelaskan posisi wanita dalam tiap peran serta mengatur batasan. Mengatur batasan membuat wanita cepat menemukan solusi dan mudah memutuskan sesuatu tanpa harus galau lama-lama. Aku suka sekali materi ini, sangat membantu aku menempatkan diri bahkan dengan pasangan aku jadi lebih percaya diri mendampinginya tanpa harus merasa lemah berdaya menjalani peran istri sekaligus ibu.
Kemudian ilmu mengenal diri semakin kuat ketika mengikut kelas intensif dari Mom Academy dengan Supermentor, Ani Berta.
Ada satu kalimat menarik sekali dari Teh Ani Berta, Supermentor di rangkaian kelas Intensive yang diadakan MomAcademy, IRT yang memiliki value akan punya banyak solusi untuk segala permasalahan hidupnya. Nah selaraskan dengan yang disampaikan Ibu Okina.
Apa Saja Nilai Diri atau Value Seorang IRT?
Value itu apa sih? Value menurut Anthony Giddens merupakan nilai atau gagasan yang dimiliki seseorang mengenai apa yang pantas, apa yang diinginkan dan apa yang baik juga buruk.

Bagaimana caranya supaya punya value meskipun seorang IRT?
Ada yang namanya Value Pillar, terdiri dari 4 modal yaitu skill, education, growth mindset dan self development.
Menurutku modal pertama banget yang harus punya adalah growth mindset. Kemampuan memiliki pola pikir yang bertumbuh tidak semua orang memilikinya dan mengupayakannya. Susah loh ini, apalagi kalau sudah bertahun-tahun terkurung dalam fixed mindset.
Mudahnya supaya segera memiliki growth mindset berpanduan pada firman Allah SWT pada QS Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
Ternyata growth mindset itu sebenarnya wajib ya karena bagian dari upaya memperbaiki diri dan lingkungan sekitarnya, karena perubahan itu dimulai dari diri sendiri dan atas izin Allah.
Selanjutnya education, berdasarkan pengamatan yang aku lakukan sendiri dari bertemu banyak orang khususnya yang sekolah tinggi, beda banget perlakuan, respon mereka saat bertemu kita dibandingkan yang belum berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Berkahnya ilmu tampak dari cara kita memperlakukan orang lain. Masya allah. Yuk, Bu ambil kuliah lagi hehe.
Lalu lanjut menambah skill dan self development. Ibu rumah tangga yang menjalani proses Value Pillar, aku yakin hidupnya sibuk dengan letupan ide-ide baik.
Adanya pilar value bermanfaat dalam memandu ibu mengambil keputusan, menciptakan karya dan berinteraksi.
Aku sendiri pada akhirnya sadar dengan value tersebut dalam praktek menjalankan peran ya lebih sungguh sungguh jadi istri dan ibu, jujur menulis dan menciptakan konten.
Lalu, agar proses mengenal diri dan value yang dimiliki semakin terarah, coba lakukan analisa SWOT
Analisa SWOT: Strategi Bertumbuh dari Rumah
Analisa SWOT adalah strategi perencanaan yang berguna untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu bisnis ataupun pengembangan diri sendiri.
Analisanya menjadi catatan pribadi sendiri agar mudah mengevaluasi dan memperbaiki rencana khususnya proses jadi ibu ibu konten kreator di era digital
Nah setelah mengetahui, mencatat, mengevaluasi SWOT saatnya beraksi. Aksi yang aku lakukan mulai rutin buat konten, tak berharap viral, meski ingin, namun tetap harus ada value dong dan otentik.
Hal terpenting dari proses ini semua adalah konsistensi dan minta ridho Allah agar dimudahkan serta beri apresiasi pada diri sekecil apapun, makanya rutin menulis jurnal syukur tiap hari, kebiasaan baik.
IRT Kuat Bukan Karena Hebat, Tapi Karena Sadar Arah
Ketika IRT mengenal dirinya, ia tidak hanya kuat untuk dirinya, tapi juga menjadi cahaya bagi keluarganya, dan lentera bagi sesama.
Bahkan dalam berkomunitas pun dengan value yang kita miliki ternyata juga bisa sekalian menggali potensi diri yang ada, jangan lewatkan kesempatan untuk sama sama berdaya dan berkarya dalam komunitas, yuk bisa yuk!
