Memasuki ruangan studio, sudah gelap gulita,
ternyata kami sudah ketinggalan 4 atau 5 scene gitu, tapi yo wes lah
ndak apa, sing penting belum ketinggalan terlalu jauh. Hehehehe
disela-sela pencarian tempat duduk, daku sempat menambrak bangku
disebelahku, syukur saja, tidak sampai membuat keributan yang berarti.
Hop! Akhirnya kami duduk juga.
ternyata kami sudah ketinggalan 4 atau 5 scene gitu, tapi yo wes lah
ndak apa, sing penting belum ketinggalan terlalu jauh. Hehehehe
disela-sela pencarian tempat duduk, daku sempat menambrak bangku
disebelahku, syukur saja, tidak sampai membuat keributan yang berarti.
Hop! Akhirnya kami duduk juga.
Mataku kini tertumbu pada scene Menuk berada di Restoran Cina milik Tan Kat Sun, untuk selanjutnya nonton filmnya ya! 😀
Baiklah, sekarang kita menuju ke arah pembicaraan yang lebih serius tentang film ini.
Sejak
awal mendengar akan ditayangkannya film terbaru Hanung setelah
kemasyhuran Ayat-Ayat Cinta The Movie yang dulu sempat muncul
kontroversi juga, maka filmnya kali ini tidak boleh dilewatkan dan
sangat disayangkan ternyata film terbarunya ini juga mengandung bau
kontroversi yang menyengat.
awal mendengar akan ditayangkannya film terbaru Hanung setelah
kemasyhuran Ayat-Ayat Cinta The Movie yang dulu sempat muncul
kontroversi juga, maka filmnya kali ini tidak boleh dilewatkan dan
sangat disayangkan ternyata film terbarunya ini juga mengandung bau
kontroversi yang menyengat.
Sepuluh menit waktu yang
saya lewatkan ketika masuk ke studio 1 yang memutar ?, hadeuh gak enak
banget ketinggalan film walau Cuma 10 menit tapi ya sudahlah. Sepanjang
menonton, saya mencoba mengosongkan isi pikiran saya dari note-note
sebelumnya yang sudah saya baca tentang kontroversi film Hanung.
Ternyata saya tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran saya, saya terus
mencoba menggunakan otak kritis saya dan mencari tahu dimana letak
kontroversinya, dan saudara-saudara…I found it…
saya lewatkan ketika masuk ke studio 1 yang memutar ?, hadeuh gak enak
banget ketinggalan film walau Cuma 10 menit tapi ya sudahlah. Sepanjang
menonton, saya mencoba mengosongkan isi pikiran saya dari note-note
sebelumnya yang sudah saya baca tentang kontroversi film Hanung.
Ternyata saya tidak sepenuhnya mengosongkan pikiran saya, saya terus
mencoba menggunakan otak kritis saya dan mencari tahu dimana letak
kontroversinya, dan saudara-saudara…I found it…
Okelah, untuk urusan isu toleransi atau pluralism sosiologis yang coba
diangkat Hanung dalam filmnya kali ini, saya setuju banget, namun ada
beberapa nilai-nilai yang disampaikan dalam film ini sepertinya sudah
sangat dalam menyerempet ke masalah akidah masing-masing agama. Itu
cara pandang saya sebagai awam. Berikut beberapa hal yang mengusik
sisi-sisi akidah yang saya yakini dan sependek pemahaman yang selama ini
saya ketahui.
diangkat Hanung dalam filmnya kali ini, saya setuju banget, namun ada
beberapa nilai-nilai yang disampaikan dalam film ini sepertinya sudah
sangat dalam menyerempet ke masalah akidah masing-masing agama. Itu
cara pandang saya sebagai awam. Berikut beberapa hal yang mengusik
sisi-sisi akidah yang saya yakini dan sependek pemahaman yang selama ini
saya ketahui.
- Saya tidak suka dengan tokoh Rika, hadeuuhh
ini tokoh paling kontroversi di otak saya, kok bisa hanya gara-gara
menolak di poligami eh dia malah melampiaskan amarahnya dengan menukar
akidahnya, sungguh gak di masuk akal banget. Hanung seolah ingin
menyarankan kepada mereka yang awam bahwa menukar akidah itu bukan
perkara tabu kok di zaman modern sekarang ini, tidak perlu takut dengan
cemoohan orang atas pilihan yang kita ambil. ‘Saya pindah agama bukan
karena saya mengkhianati Tuhan saya”, bentak Rika pada mantan Suaminya.
WHAT???, jadi lo pindah agama karena apa? Weleh…weleh…nyiapin iman yang
tebal deh sebelum nonton film ini, bergoyah iman dibuatnya :’(. Sudah
gitu, orang2 disekeliling Rika seperti Surya si pegawai barunya malah
mendukung keputusan Rika pindah agama sebagai salah satu pilihan menuju
ke arah perubahan dan seolah2 selama ini Rika terkekang dalam agama yang
sebelumnya ia anut. - Pengucapan salam yang ditujukan yang bukan
pada penganut agama yang bersangkutan, seperti saat Menuk memasuki
restoran Tan Kat Sun dengan mengucapkan salam, menurut saya, dan
dibeberapa adegan lainnya. Kesannya maksa banget!, yang beginian mah
bukan toleransi, tapi sudah memaksakan sesuatu ke penganut agama
lainnya. - Oh ya, ada lagi tokoh yang kontroversi setelah Rika
yaitu Surya, Surya yang diperankan oleh Agus Kuncoro ini, juga ada kesan
maksa yang kental banget. Rika menawari Surya yang untuk menjadi
pemeran utama sebagai Yesus dalam drama Paskah di gereja tempat Rika
beribadah, awalnya tawaran ini bertolak belakang dengan prinsip akidah
yang dipegang teguh Surya, namun karena ini adalah kesempatan emas bahwa
dia ditawari pemeran utama, selama 10 tahun bekerja di dunia perfilman
Surya hanya dijadikan sebagai pemeran figuran saja, dan ini yang membuat
Surya berapi-api menerima tawaran dari Rika walau sempat bimbang dan
akhirnya meminta 2nd opinion dari Ustadz (David Chalik) dan Surya pun
memutuskan utk menerima adegan itu, sampai di akhir film, Surya terus
kebagian pemeran utama untuk pementasan drama yg diadakan di gereja itu
*ketagihan sepertinya si Surya ini*, walaupun ada dialog dari Romo yang
sempat terlibat cekcok dg Rudi (Glenn Friedly). ”Tidak ada iman yang
runtuh karena sebuah drama”, Yakni banget apa ya kalau sudah beriman,
lalu tidak diuji lagi keimanan itu? Walau hanya diuji dengan drama
sekalipun. (QS. Al-Ankabut (29):2-3)…Ooo, Tidak Bisa!!! Pasti akan
diuji, sekarang permasalahnnya kita akan lulus apa tidak melewati ujian
tersebut, Tanya saja pada rumput yang bertasbih ^^. - Ada juga
adegan Pin Hen anaknya Tan Kat Sun pemilik Restoran China, Pin Hen di
awal2 adegan dia adalah anak lelaki satu-satunya yang berkeras tidak mau
membantu usaha resto ayahnya, namun pada akhirnya si anak mau bantu dan
Pin sadar bahwa ayahnya yang sudah sakit-sakitan bakal tidak akan
selamanya bisa menjaga resto tersebut, akhirnya ketika sang ayah beneran
jatuh sakit, Pin mengambil alih pengelolaan resto. Tan punya rasa
toleransi tinggi terhadap pegawainya yang muslim yakni Menuk dan
kawan-kawan, beda dengan Pin. Pada libur lebaran hari kedua, pegawai
resto diwajibkan untuk masuk kerja, awalnya Tan tidak tahu, tapi
akhirnya Tan tahu dan marah besar terhadap Pin, Tan dalam keadaan sakit
berusaha mengusir Menuk, dkk agar tidak usah masuk kerja dan kembali
libur, sedangkan disepanjang jalan Suami Menuk si Soleh sudah
mengumpulkan massa untuk mendemo restoran china itu, karena tidak suka
dengan peraturan yang tidak menghargai umat islam yang sedang libur
lebaran. Dalam pengeroyokan itu, menyebabkan Tan yang sakit-sakitan
meninggal karena terkena pukulan balok yang tidak sengaja dikenakan
Soleh ke perut Tan. Menuk yang melihat kejadian itu kecewa dengan
suaminya. Hahay adegan ini…menurutku cukup menyudutkan umat Islam. Kamu
blm tau kan adegan selanjutnya yang makin buat saya gerah nontonnya?. - Di
malam misa Natal di geraja (kalau gak salah ya, aku lupa adegannya ^^),
Soleh dan teman2 dari Banser NU mendapat tugas untuk mengamankan
gereja, sedangkan Menuk sedang sibuk mengurus pesanan dari resto Tan
untuk dimakan sama pemain2 drama di gereja itu. Sebelumnya di adegan
lain, Soleh mati-matian meminta maaf pada Menuk atas tindakannya
menyerang resto china milik Tan dan menyebabkan Tan wafat, namun Menuk
begitu sibuk dan tidak begitu menggubris permintaan maaf Soleh, sampai
akhirnya Soleh tidak sengaja menemukan sebuah bungkusan di bawah
salahsatu meja jemaat, dan semua pada tau dong isinya apa? Ya kamu betul
isinya adalah sekotak coklat ya nggak lah yang ada tuh ya isinya BOM!,
Soleh panic bukan main seketika berkelebatan adegan harmonis Soleh
dengan Menuk dan anaknya, seolah ini adalah akhir dari seorang Soleh,
dengan sigap Soleh memeluk bungkusan itu, berteriak BOM dan Soleh
berakhir dengan membaca tahlil dan meledakkan diri di luar halaman
gereja. Bagiku adegan ini mengisyaratkan bahwa seorang Soleh menebus
kesalahannya yang menyerang Restoran China milik Tan dengan cara
meledakkan diri bersama bom, seolah2 ini menginterpretasikan, ini loh
bentuk jihad yang sebenarnya, seperti yang ditiru Soleh. Kesannya lagi
Soleh berusaha memperbaiki citra islam dengan cara mengorbankan dirinya
setelah sebelumnya memprovokasi untuk merusak restoran Tan. - Adegan
terakhir, ditutup dg masuk islamnya si Pin anaknya Tan, dan memang pada
adegan sebelum Tan mati, Tan ada membisikkan sesuatu ke Telinga Ping,
ntah mungkin ia membisikkan agar Pin masuk Islam. Menurutku Islamnya Pin
dalam film ini adalah wasiat terakhir ayahnya yang wajib dipenuhi,
hahay masuk Islam karena permintaan terakhir dari seorang manusia? Dan
Pin terkesan singkat sekali ingin masuk Islam, proses penjemputan
hidayah itu digambarkan secara express press press. Padahal
sependek pengetahuan saya, jika seseorang itu bener2 pengen masuk Islam,
otomatis dari jauh hari dia sudah mencari tahu Islam itu apa, apa yang
harus dan tidak harus dilakukan? Dll.
Finally, menonton film
ini cukup memeras otak kiriku dan makin mengasah emosi jiwa dan imanku.
Ya Allah, smg dari film yang katanya dalam waktu dua minggu sudah di
tonton lebih dari 113.000 penonton ini, para penonton bisa mem-filter
dan mencerna filmnya dengan sebaik-baik pemahaman. Semoga, dan kepada
Mas Hanung, saya sudah membaca execuse Mas di dapurfilm.com,
saya analisa jawaban dan tanggapan yang Anda lontarkan, bahwa mungkin
jauh sebelum pertanyaan2 itu muncul, Anda sudah memprediksi atau malah
sudah membuat list pertanyaan yang bakal di tanyakan masyarakat dan
sudah membuat tim untuk membantu menjawab semua pertanyaan itu. Setengah
kecewa dengan film ini.
ini cukup memeras otak kiriku dan makin mengasah emosi jiwa dan imanku.
Ya Allah, smg dari film yang katanya dalam waktu dua minggu sudah di
tonton lebih dari 113.000 penonton ini, para penonton bisa mem-filter
dan mencerna filmnya dengan sebaik-baik pemahaman. Semoga, dan kepada
Mas Hanung, saya sudah membaca execuse Mas di dapurfilm.com,
saya analisa jawaban dan tanggapan yang Anda lontarkan, bahwa mungkin
jauh sebelum pertanyaan2 itu muncul, Anda sudah memprediksi atau malah
sudah membuat list pertanyaan yang bakal di tanyakan masyarakat dan
sudah membuat tim untuk membantu menjawab semua pertanyaan itu. Setengah
kecewa dengan film ini.
Film ini bersetting tahun 70-an
atau 80-an gitu dan itu terlihat dari beberapa bangunan yg dipakai untuk
pengambilan gambar dan telepon putar yang masih digunakan. Untuk urusan
setting n pengambilan gambar saya suka, detail banget, walaupun
dibeberapa note tentang film ini, ada yang melihat di salahsatu adegan
Pin menggunakan headset BB onyx. hohoho, jd pengen nonton lagi ^^.
atau 80-an gitu dan itu terlihat dari beberapa bangunan yg dipakai untuk
pengambilan gambar dan telepon putar yang masih digunakan. Untuk urusan
setting n pengambilan gambar saya suka, detail banget, walaupun
dibeberapa note tentang film ini, ada yang melihat di salahsatu adegan
Pin menggunakan headset BB onyx. hohoho, jd pengen nonton lagi ^^.
Oh
ya satu lagi, tidak ada jalan setapak yang menuju satu Tuhan. ‘Bagimu
Agamamu, Bagiku agamaku’ QS. Al-Kafiruun: 6’. Hanya satu yang menghibur
saya dalam film ini, ternyata band pengisi Original Soundtrack film ini
adalah lagu2nya Sheila On 7, dan lagu yang dimainkan dibeberapa adegan
diantaranya ‘Kisah Klasik Masa Depan’, ‘Yang Terlewatkan’ dan Hits
terbarunya ‘Pasti Kau Bisa’, I Love all of SO7’s Songs. :D. Semoga bermanfaat.
ya satu lagi, tidak ada jalan setapak yang menuju satu Tuhan. ‘Bagimu
Agamamu, Bagiku agamaku’ QS. Al-Kafiruun: 6’. Hanya satu yang menghibur
saya dalam film ini, ternyata band pengisi Original Soundtrack film ini
adalah lagu2nya Sheila On 7, dan lagu yang dimainkan dibeberapa adegan
diantaranya ‘Kisah Klasik Masa Depan’, ‘Yang Terlewatkan’ dan Hits
terbarunya ‘Pasti Kau Bisa’, I Love all of SO7’s Songs. :D. Semoga bermanfaat.
#Catatan : 29 April 2011