โA child does not read until he receives ideas from the written word.โ โ
Maria Montessori, Discovery of the Child
Masa kanak-kanak bukan tentang perlombaan siapa yang paling cepat bisa baca, bisa menulis dan bahkan bisa berhitung. Masa kanak-kanak adalah sebuah jendela kecil dari masa untuk belajar dan berkembang sesuai tahapannya yang mana memang hal itu adalah hak individu si anak.
Siapa disini orang tua yang masih terjebak pada pola pikir bahwa anak khususnya anak usia dini harus sudah bisa calistung sebelum masuk SD? Aku termasuk orang tua yang berpola pikir tersebut tetapi tidak untuk memaksakan mereka harus bisa calistung, namun upayaku bertujuan hanya untuk mengenalkan calistung, perkara anak langsung piawai menguasai calistung, tentu itu bonus. Hal terpenting dari usahaku mengenalkan calistung dengan cara menyenangkan adalah anak jadi senang dan cinta belajar.
Pertanyaannya, bagaimana cara memperkenalkan calistung pada anak tanpa terkesan memaksa tapi masih bisa diterima anak dengan baik dan anak merasa bahagia saat menjalaninya.
Membaca Itu Bukan Hal Mudah Bagi Anak
Bagi anak-anak, membaca merupakan sesuatu yang tidak mudah. Kita saja kadang kesulitan mempelajari dan mengingat huruf bahasa asing, ditambah harus merangkai huruf menjadi kata. Hal itu juga terjadi pada anak-anak. Membaca menjadi sesuatu yang rumit, proses yang kompleks dan detail, melibatkan asosiasi simbol dengan suara, suara dengan kata-kata dan kata-kata dengan gagasan untuk mengerti kata-kata itu.
Belajar membaca bukan hanya sekedar menguraikan kata-kata; ini tentang membuka dunia imajinasi, pengetahuan, dan penemuan diri. Dalam pendekatan Montessori, perjalanan perkembangan literasi dipandang sebagai proses menyeluruh yang melibatkan rasa ingin tahu alami anak, merawat kemandirian, dan menumbuhkan cinta untuk belajar.
Mari kita telusuri metode Montessori dalam mengajarkan membaca, menjelajahi prinsip-prinsip, teknik, dan dampak mendalamnya terhadap keterampilan literasi anak.
Dasar-dasar Metode Membaca Montessori
Pusat dari filosofi Montessori adalah keyakinan akan dorongan bawaan anak untuk belajar dan menjelajahi dunia di sekitar mereka. Dr. Maria Montessori mengakui pentingnya menciptakan lingkungan yang kaya dan merangsang, yang mendorong anak-anak untuk secara aktif terlibat dengan materi bahasa dan literasi.
Di ruang kelas Montessori, perkembangan literasi dimulai sejak usia dini dan terungkap secara bertahap saat anak-anak berkembang melalui berbagai tahapan pembelajaran. Alih-alih memberlakukan kurikulum atau jadwal yang ketat, pendidik Montessori menyediakan lingkungan yang dipilih dengan hati-hati yang dipenuhi dengan materi berbahasa kaya dan peluang eksplorasi yang mandiri.
Komponen Kunci Metode Membaca Montessori
Satu hal yang menarik dari metode membaca Montessori yang pernah aku pelajari adalah konsep yang runut dan sistematis. Anak tidak langsung berinteraksi dengan simbol tapi dimulai dari hal mendasar sekali, seperti:
Kesadaran Fonem:
Kegiatan membaca Montessori sering dimulai dengan kesadaran fonem, kemampuan untuk mengenali dan memanipulasi suara individual dalam kata-kata. Melalui kegiatan praktis seperti permainan suara dan latihan fonetik, anak-anak mengembangkan fondasi yang kuat dalam kesadaran fonem, yang menjadi dasar untuk kesuksesan membaca.
Instruksi Fonik:
Kelas Montessori menggunakan pendekatan multisensori dalam instruksi fonik, menggunakan materi taktil seperti Abjad Bergerak (Large Moveable Alphabet) dan Huruf Amplas (Sandpaper Letters). Anak-anak belajar menghubungkan suara dengan huruf dan menggabungkannya untuk membentuk kata, mempromosikan keterampilan dekoding fonetik yang penting untuk kelancaran membaca.
Pengayaan Bahasa:
Selain fonik, membaca Montessori menekankan pemahaman dan pengayaan bahasa. Anak-anak terpapar dengan berbagai jenis literatur, cerita, dan diskusi, memperkaya kosakata, berpikir kritis, dan pemahaman yang lebih dalam tentang bahasa dalam konteks.
Membaca Mandiri:
Salah satu ciri khas pendidikan Montessori adalah promosi kemandirian. Dalam membaca, ini berarti memberikan anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi buku secara mandiri yang disesuaikan dengan minat dan tingkat bacaan mereka. Kelas Montessori dilengkapi dengan berbagai materi bacaan, memungkinkan anak-anak memilih buku yang cocok untuk mereka.
Manfaat Metode Membaca Montessori
Anak-anak yang belajar membaca metode Montessori akan banyak mendapat manfaat, berbeda dengan anak-anak yang langsung ujug-ujug dipaksa berkenalan dengan alfabet, lalu mengeja, dan kadang metode konvensional seperti ini berujung anak bisa baca namun tidak memahami apa yang ia baca, disinilah malapetaka rendahnya angka literasi kita bermula.
Belajar membaca ala Montessori sangat membantu anak kenal dengan bunyi huruf sampai dengan memahami apa yang ia baca bahkan berakibat kecanduan belajar, MasyaAllah. Berikut manfaat metode membaca Montessori:
Pembelajaran yang Dipersonalisasi: Kegiatan membaca Montessori disesuaikan dengan kebutuhan dan minat unik masing-masing anak, memungkinkan instruksi yang dipersonalisasi dan kemajuan sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.
Cinta untuk Belajar: Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menarik, metode Montessori menanamkan cinta seumur hidup untuk membaca dan belajar pada anak-anak.
Keterlibatan Multisensori: Kegiatan membaca Montessori melibatkan berbagai indra, menjadikan pembelajaran menyenangkan dan efektif bagi anak-anak dengan berbagai gaya belajar.
Pengembangan Holistik: Selain keterampilan literasi, pendekatan Montessori terhadap membaca membantu perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan fisik anak-anak, mempromosikan individu yang berkepala dingin.
Metode Montessori dalam mengajarkan membaca menawarkan pendekatan yang berpusat pada anak dan holistik yang memberdayakan anak-anak untuk menjadi pembaca yang percaya diri dan pembelajar seumur hidup. Dengan menerima prinsip kemandirian, pembelajaran praktis, dan instruksi yang dipersonalisasi, metode membaca Montessori meletakkan dasar untuk perjalanan literasi dan eksplorasi seumur hidup.
Semoga bermanfaat!