
Menjalani profesi menjadi ibu dari tiga anak, rasanya waktu 24 jam tidaklah cukup, ada saja yang harus dikerjakan, apalagi aku juga seorang pejuang LDM huhu. Mengasuh anak, mengurus rumah, masak, buat cemilan anak-anak, lalu disambi bekerja sebagai admin IG sebuah klinik gigi, menulis di blog, dan konten kreator serta belajar karena mengambil beberapa kelas pengasuhan, kelas tentang digital marketing. Rasanya tanpa pertolongan Allah, mungkin mustahil aku melalui itu semua.
Menjadi produktif membuat aku bisa berdaya dan mengalihkan rasa rindu pada suami, meski terbantu karena ada kecanggihan video call, tapi tetap saja aku perlu physical touch untuk menjaga tangki cinta tetap penuh dan stabil haha. Sebenarnya, dengan strategi yang tepat, ibu tetap bisa multitasking tanpa harus burnout. Yuk, simak rahasiaku berikut ini!
Multitasking Tanpa Burnout Bisa Banget, Asal Tahu Caranya
Sebenarnya multitasking tidak dianjurkan untuk dilakukan,karena berdampak pada kesehatan dan produktivitas. Bahaya yang dimaksud seperti penurunan kualitas kerja, stres meningkat, konsentrasi menurun, risiko kesalahan kerja lebih tinggi, dan dampak buruk bagi kesehatan mental.
Jadi, sebaiknya harus bagaimana?
Aku berpanduan pada perkataan Allah dalam Surah Al-Insyirah ayat 7, โMaka, jika kamu telah selesai ( dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Allah tidak menyuruh hambaNya multitasking, tapi mengerjakan satu-satu, fokus dan tidak menunda-nunda apalagi bermalas-malasan.
Pemicu burnout pada ibu terjadi karena ibu ekspektasi yang terlalu tinggi, tuntutan menjadi ibu sempurna membuat abai dengan waktu untuk diri sendiri, kurangnya support system dan rasa bersalah yang dipelihara berujung overthinking.
Rahasia Produktif Ibu Tiga Anak Kecil Tanpa Kena Mental
Tahun 2018 menjadi titik balik aku untuk belajar khususnya belajar mengenal diri sendiri sehingga tahu ada yang tidak beres sehingga aku perbaiki pelan-pelan. Kondisi memahami diri sendiri, regulasi emosi semakin baik, membuat aku siap menghadapi pasangan dan anak bonusnya aku lebih produktif.
1.Buat daftar kegiatan harian
Setiap hari tuliskan semua yang ingat untuk dilakukan pada hari itu, termasuk hal kecil sekalipun. Otak kita apalagi otak ibu tidak dirancang untuk menghafal semua yang harus dilakukan, menulis membuat kerja otak lebih ringan. Kemudian centang kegiatan yang sudah selesai dilakukan, pasti akan terbit kepuasan tersendiri
2. Jangan tunda sholat wajib
Ada satu nasihat dari seorang ibu saat ditanya apa tips mengatur waktu. Jawaban dari pertanyaan ini tidak ada yang benar atau salah, karena semua ibu mengalami kondisi berbeda dalam rumah tangganya yang tahu persis cara mengatur waktu adalah ibu sendiri. Namun yang pasti, sholat wajib tepat waktu sangat membantu ritme kegiatan lebih teratur dan tetap minta pertolongan Allah.
3.Delegasikan Pekerjaan Rumah Tangga
Keluarga ada tim, meskipun ada slogan yang mengatakan ada mama semua pasti beres. Ibu perlu bantuan, maka penting sekali melibatkan pasangan dan anggota keluarga lain untuk berbagi tanggung jawab. Jangan pasang harapan sempurna sesuai standar ibu saat mendelegasikan tugas, fleksibel-lah dan turunkan standar, dengan begitu beban ibu lebih ringan.
Tips lainnya dari aku adalah tidur malam lebih awal, hindari begadang, lalu bangun lebih pagi, jam 4 subuh sekalian tahajud. Dengan begitu, ibu punya banyak waktu untuk diri sendiri, seperti journaling, baca buku, olahraga tipis-tipis.
Kemudian, pahami alarm tubuh ibu. Jika sudah merasa lapar, langsung makan. Perbanyak makan kupasan, kurangi kemasan. Pola makan mempengaruhi emosi loh Bu! Jika ibu merasa lelah, jangan sungkan untuk sampaikan pada anggota keluarga bahwa ibu perlu waktu sekian menit untuk istirahat.
Ibu Produktif, Bukan Untuk Jadi Sempurna TapI Agar Lebih Berdaya
Pekerjaan utama seorang ibu adalah menjadi madrasah bagi anak-anak, selain itu merupakan sambilan saja sehingga penting memahami peran sekaligus prioritas agar tidak salah kaprah.
Mengasuh anak saja tanpa harus memaksakan keadaan mencari penghasilan tambahan sudah dihitung produktif loh Bu. Memangnya hamil, melahirkan dan menyusui itu para ibu santai-santai saja? oh tidak, itu bagian dari kerja-kerja peradaban, kurang produktif apa seorang ibu dari masa ke masa.
Apapun upaya ibu untuk berdaya, semoga Allah mampukan dan mudahkan ya Bu!
Semangat kita!
