Mengelola emosi pada ibu masih menjadi isu krusial sehingga perlu ada teknik yang aplikasinya bisa dijalankan. Salahsatu cara mengelola emosi yaitu dengan membenahi filter pikiran.
Filter pikiran bisa berasal dari apa yang kita yakini di masa lalu, bahan bacaan, tontonan, apa yang kita dengar, lihat atau bahkan alami.
Nah, filter pikiran ternyata memang harus diberesin karena mempengaruhi respon kita saat menghadapi berbagai masalah.
Kita menjadi punya banyak pilihan respon tak hanya fight or fly, lawan atau kabur. So, bagaimana membenahi filter pikiran sehingga bisa bantu Ibu mengelola emosi?
3 Cara Membenahi Filter Pikiran
Cara ini aku peroleh saat menyimak pemaparan Hardini Swastiana pada acara bedah Buku Enlightening Parenting yang diadakan Perpustakaan Bank Indonesia pada 9 Maret lalu:
1. Apa yang dilihat atau yang dibaca
Jika dulu waktu luang dimanfaatkan untuk membaca novel atau nonton drakor, maka ganti menjadi baca buku non fiksi seperti buku parenting, buku agama dll
Nah, setuju dengan apa yang disampaikan Bu Dini, dengan mengganti bahan bacaan, aku jadi memiliki banyak bahan saat menghadapi anak-anak, teringat apa yang dibaca dari buku parenting. Namun, apa yang dibaca juga perlu hati-hati, jangan sampai salah bahan rujukan atau bacaan. Mintalah rekomendasi ahli agar tidak tersesat.
Oiya, apa yang kita tonton juga penting diseleksi. Hindari menonton sinetron yang gak memberdayakan, menonton yang pemainnya dominan buka aurat, dll, tontonlah yang bisa jadi tuntunan.
2. Apa yang kita dengar.
Upaya membenahi filter pikiran memang harus sekuat tenaga. Aku sudah mengalaminya. Betapa godaan mendengarkan lagu saat mengerjakan pekerjaan domestik rumah begitu besar. Ketika aku mendengar tips yang dijalankan Bu Dini MasyaAllah seniat itu usaha dalam membenahi filter pikiran ya huhu. Aku jadi semakin semangat.
Maka ketika berkendara, kita bisa sambil mendengarkan kajian, podcast tentang Parenting, kesehatan dll.
Nah, kadang aku sampai punya list rekaman zoom via YouTube yang harus dicicil untuk di dengarkan.
Sesekali sering ada self talk untuk ajak aku dengarkan musik, ya aku dengarkan selftalk itu aku sayang-sayang, oh ingin dengarkan musik ya? Gimana musik atau lagu anak anak agar bisa jadi bahan bernyanyi saat momen bonding dengan anak hehe.
3. Apa yang didiskusikan.
Hal ini terkait lingkaran pertemanan atau bahasa kerennya circle kita. Disinilah makna nasihat Rasulullah SAW untuk memilih sahabat yang sholeh, teman yang sholeh. Follow akun instagram yang bermanfaat, unfollow segala akun lambe-lambe an.
Jika terpaksa harus berada pada circle yang kurang baik maka seimbang kan dengan berada di circle yang baik. Miliki teman curhat yang paham masalah bukan justru merunyamkan masalah.
Mumpung Ramadan nih, maka bisa jadi momen untuk melakukan pembenahan filter pikiran.
Semoga Bermanfaat!