– Stop Gawai! Yuk, Fasilitasi Kreativitas Anak dengan 4 Cara Ini, Cara Terakhir Super Praktis–
Bismillah,
Assalamualaykum Pembaca Nufazee,
Pada 23 Oktober 2020, The American Academy ( AAP ) merilis artikelnya berjudul Parenting in a Pandemic: Tips to Keep the Calm at Home. Dalam artikel tersebut AAP menyampaikan bahwa selama berada di rumah saja saat Covid-19 tentu memunculkan perasaan takut, ketidakpastian, gak tenang pada diri orangtua, namun penting juga membantu anak-anak untuk tetap merasa aman, menjaga rutinitasnya, mengelola emosi dan perilaku mereka.
Selanjutnya artikel itu juga menuliskan sebenarnya anak-anak mungkin gak punya kata-kata menggambarkan perasaan mereka. Anak-anak cenderung menunjukkan stres, cemas dan takutnya melalui perilaku yang berujung membuat orangtua yang sudah stress ikut tersulut emosinya.
Nah, apa yang dipaparkan AAP ini erat kaitan dengan yang disampaikan Yohana Theresia, M.Psi., Psikolog dari Yayasan Heart of People.id dalam webinar parenting pada Sabtu, 25 September 2021 yang digelar Faber-Castell bertajuk Soft Skill Apa yang Dibutuhkan di Era Digital?
Yohana menyampaikan penelitian yang dilakukan teman-teman psikolog pada tahun 2020, hasil penelitian yang dilakukan Soetikno, Agustina, Verauli, dan Tirta (2020) menemukan bahwa ada peningkatan masalah perilaku dan emosi yang muncul pada anak efek stres di masa pandemi COVID-19 .
Nah, biasanya jika anak sudah menunjukkan perilaku di atas, solusi mandraguna yang dikeluarkan orangtua adalah menyodorkan gawai.
Pemberian gawai jelas Yohana seperti dua mata uang, ada positifnya seperti memberikan kemudahan dalam akses informasi dan hiburan, namun gawai juga punya efek negatif, apalagi jika tidak dibatasi waktu penggunaannya.
Kalau mengutip dari situs AAP lagi, penggunaan gawai sangat diharamkan untuk anak usia 2 tahun ke bawah, pun bila diberikan pada anak usia 2 tahun ke atas memiliki batas waktu saat menggunakannya dan mendapatkan pengawasan ketat dari orangtua.
Sisi negatif pemberian gawai berlebihan telah mendapatkan perhatian khusus oleh para peneliti. Berdasarkan riset Straker, Leon M. & Howie, Erin K. (2016) dan Dr. John Hutton (2020), berikut efek negatifnya:
Lalu apa dong solusi agar tidak jadikan gawai sebagai senjata terakhir dalam mengatasi perilaku anak?
Yohana memberikan saran bahwa agar orang tua kembali bangun koneksi kepada anak, dan cerdas dalam memilih bentuk permainan yang cocok bagi anak sesuai usia dan kebutuhannya. Permainan tepat sangat membantu dorong kreatifitas anak.
Anak-anak yang sisi kreatifnya diberi โmakanโ atau difasilitasi, someday ia akan jadi pribadi yang memiliki banyak ide, problem solver, berpikir out of the box. Nah, kemampuan tersebut pastinya dibutuhkan di masa depan.
Fasilitasi Kreativitas Anak dengan 4 Cara Ini
Dunia saat ini berkembang cepat sekali, bahkan di masa depan manusia bukan lagi bersaing dengan manusia tapi dengan mesin.
Idealnya, dengan kecanggihan tersebut, high tech – high people, namun, sebaliknya karena paparan gadget yang berlebih membuat turunnya kualitas sebagian besar manusia dan membuat modernisasi yang terjadi menggantikan tenaga manusia dengan menggunakan tenaga robot.
Nah loh?
Tapi tenang, di masa depan nanti ujar Yohana, kita bukan berlomba-lomba pertahankan pekerjaan kita dengan robot, tapi kita berlomba-lomba ciptakan sesuatu yang inovatif.
Hidup di era digital menuntut kita untuk kreatif gak cukup bermodalkan kepandaian! Hal ini sudah perlahan terlihat faktanya, seperti semua toko dari offline beralih ke online, begitu juga profesi dokter, dokter yang eksis itu yang jago mengedukasi followernya.
Kreatif itu apa sih?
Menurut KBBI, Kreatif adalah punya daya cipta, menciptakan sesuatu, menjadi bagian dari problem solver, pribadi solutif. Sementara itu kreatifitas adala…
Banyak orang yang mengaku gak kreatif, padahal kalau kata guru saya, untuk jadi kreatif itu kudu disempetin dan bisa dipelajari loh. Hal ini kita lakukan demi hadapi fitrah anak yaitu bermain, dalam bermain pasti ada aja yang diciptakan atau dikreasikan anak. Jika senantiasa disodorkan gawai, fitrah ini dijamin akan meredup, kan sayang banget. Kita yang berikan gawai, kita pula yang turut merasakan dampak buruk, dan anak juga paling parah terpapar dampak buruknya dan mengancam kemampuan dia bertahan di masa depan.
Yuk, letakkan gawai kita, mari berkreasi bersama anak tapi sebelumnya, simak lagi penjelasan Yohana, ternyata ada kok cara mendorong kreatifitas anak gak melulu harus melibatkan diri bebikinan dengan anak.
Hal yang perlu orangtua lakukan dan persiapkan dalam mengasah kreativitas anak:
Hargai proses belajar dan Suportif Apresiasi Usaha Anak
Poin ini menjadi modal dasar anak semangat berkreasi. Orangtua berperan jadi detektif kebaikan untuk anak. Proses sekecil apapun yang dilakukan anak dalam mengerjakan sesuatu, sangat layak dapat apresiasi, namun tetap ya jangan berlebihan dalam memujinya.
Persiapkan ruang khusus โart n craftโ
Dalam metode Montessori ada istilah prepared environment, menyiapkan lingkungan ramah anak termasuk area kreatif atau โart n craft cornerโ misalnya, dimana anak dengan mudah mengambil peralatan menulis, mewarnai, menggunting, mengelem, melipat dan kegiatan lainnya.
Beri kebebasan pada anak
Kebebasan disini bukan berarti bebas sebebasnya ya, masih pinjam istilah dalam metode Montessori ada namanya freedom within limits artinya bebas dalam batasan. Kalau aku menerapkan value โtidak boleh merusak barang, tidak boleh menyakiti diri sendiri, tidak boleh mengganggu orang lainโ. Dengan begitu anak tahu harus bagaimana.
Perlihatkan contoh nyata โorang kreatifโ
Sesekali perlihatkan pada anak contoh nyata โorang kreatifโ bisa melalui media video, sekarang banyak tu ya konten diy, aku sendiri bisa betah nonton konten diy atau life hack gitu haha. Manfaat dari perlihatkan contoh ini kita sekaligus berikan berbagai sudut pandang dengan perkaya sudut pandangnya.
4 Cara Dampingi Kreatifitas Anak
Kegiatan yang meningkatkan kreatifitas anak,
1. Alternate Use Task , seperti main tebak-tebakan, main ABC 5 dasar, kalau ini cukup pakai jari kayak suwit, misal yang keluar hanya 3 jari, anak diajak tebak benda berawalan huruf C.
2. Grounded Fantasy, alat paling mudah untuk memfasilitasi kegiatan ini adalah dengan membaca buku yang banyak menampilkan gambar daripada teks atau story telling gunakan boneka tangan.
3. Open Ended Toys, istilah jenis alat main ini lagi heits saat ini. jika ada open pasti ada close. Close Ended Toys biasanya mainan yang menggunakan baterai, gak bisa diapa-apain tanpa baterai, sedangkan Open Ended Toys, mainan yang bisa dimainkan atau dibikin macam-macam, contoh yang paling mudah adalah lego, lego bisa dimainkan untuk anak belajar kategori warna, dll
4. Exposure to Art Activities, kegiatan yang berkaitan dengan seni, seperti playdough, clay, bermain cat, atau produk terbaru dari Faber-Castell yaitu Creative Art Series 2.
Creative Art Series Faber-Castell, Kegiatan Asah Kreatifitas Anak Yang Super Praktis
Kegiatan berbasis seni bagi beberapa orangtua mungkin ada yang menghindarinya, karena perlu persiapan alat dan bahan yang banyak, belum lagi hasil akhir yang terjadi biasanya berupa kekacauan di rumah seperti lantai yang kotor dan sampah kertas yang berserakan.
Senang sekali ada inovasi dari Faber-Castell Series 2, ternyata udah series 2 kemana aja aku ya haha. Jujur, ini adalah produk yang aku tunggu-tunggu.
Creative Art Series 2 dari Faber-Castell adalah produk yang perhatian dengan kebutuhan anak tingkat PAUD dan Sekolah Dasar, dimana kegiatan crafting yang banyak manfaatnya itu diwakili oleh CAS ini, seperti melatih mengembangkan motorik kasar anak, sensorik, mengenalkan warna, melatih konsentrasi dan pastinya kreativitas juga.
Produk Creative Art Series ke-2 ini jelas Harsyal Rosidi, selaku Product SPV Faber-Castell International Indonesia adalah kelanjutan dari produk Creative Art Series yang pertama kali launch tahun lalu, berharap dapat mengulangi kesuksesan edisi pertamanya. Wah semoga ya !
Tujuan dari lahirnya produk Creative Art Series 2 agar dapat memberikan kesempatan pada orangtua untuk membangun koneksi atau bonding , orangtua jadi meluangkan waktunya untuk bermain bersama anak tanpa terdistraksi gawai.
Creative Art Series 2 ada 4 (empat) produk, yakni , Glow in the Dark Clock, Basketball Arcade, Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set . Sedangkan diedisi pertama ada Origami Fashion Design, Stone Deco Art, , Colour Your Own Tote Bag, , Make Your Own Kite dan 3D Frame Art, Air Jet Sport Car. Rasanya ingin aku koleksi semuanya haha.
Oiya dalam tiap kemasan Creative Art Series Faber-Castell ada voucher yang bisa dipakai untuk ikut online workshop, wuih menarik sekali, dapatnya plus plus!
Keunggulan lain dari produk Creative Art Series Faber-Castell adalah orangtua tidak perlu repot siapkan alat dan bahan, benar-benar dalam satu kotak, semua sudah tersedia. Asyik bangetkan!
Di akhir sesi, para peserta webinar diajak bikin Glow in The Dark Clock, aku sungguh menikmatinya, terselip me time juga sih haha, produk yang aku praktekin ini cocok untuk anak usia SD deh. Proses mengerjakan Glow in The Dark Clock beneran jadi healing banget buat aku.
Dimana Beli Creative Art Series Faber-Castell ?
Creative Art Series Faber-Castell sudah tersedia secara eksklusif di official store Faber-Castell di Tokopedia dan Shopee serta membuka kesempatan untuk kamu jadi reseller produk ini loh, lumayan buat tambah cuan!
Sosial Media Faber-Castell
Info lengkap seputar Creative Art Series dan produk lain dari Faber-Castell, yuk follow akun sosial medianya.
Instagram : @fabercastell_id
Facebook : Faber-Castell
Twitter : @FaberCastell_Id
YouTube : FCCreativeKids
Selamat berkreasi yaaa!