Ketika masih kecil, lebaran menjadi momen yang paling ditunggu, namun semakin dewasa, kok makin membosankan yaaa T_T
Akhirnya malah pilih travelling di Lebaran ketiga, haha
Baca : Piknik di Pulau, Kenapa Gak?
Sebelum menikah dan pindah ke rumah suami, aku tinggal di rumah nenek. Setiap kali lebaran hari pertama, aku belum bisa kemana-mana, maklum sibuk, nyuci piring gak siap-siap wkwkwk.
Nenek adalah orang yang paling dituakan di keluargaku, momen lebaran menjadi hal wajib untuk mengunjungi nenek terlebih dahulu, apakah adiknya, sepupunya atau bahkan cucunya.
Rumah nenekku jadi ramai sekali, pada saat itu sulit dibeda kan mana rumah nenek dan mana playgroup haha, sepupu kecil pada ngumpul, bahkan istilahnya kumpul bocah atau pecahan botol, *nasib banget dah ya, kayak gak ada sebutan lain wkwkw
Semakin dewasa, momen tersebut jadi biasa aja. Paling banter, yang ditunggu saat lebaran adalah,
Kumpul Keluarga Buessaaaarr
Pasti bangetlah ini ya, dari yang jauh beda, pulau malah, yang dari Australia beberapa kali pulang kampung ke Medan setiap lebaran, bahkan yang rumahnya di seberang jalan rumah nenekku haha, semua pada ngumpul.
Kalau ngumpul mah, ketawa-tawa, nonton tv, buka album foto, makan kueh, udah gitu doang. Anak-anak? khususnya sepupuku, pada obrak-abrik ruangan tamu, *helep Maak, itu aku pel setengah mati, eh mereka asyik menghambur-hamburkan serpihan kue, bahkan ada yang lempar batu ke kolam ikan nenek, atau nyabutin tanaman suplir nenek, aaarrrgghhh….
Lebaran tahun ini, aku yakin banget, para sepupu kecil yang baru menetas ini pasti mainannya gadget, yakin banget akuh -_-โ
Nyicip Kuliner Khas Lebaran
Kuliner berikut keluarnya hanya pas lebaran, bakal nyesel kalau gak nyobain haha, seperti kolang kaling, kari ayam dengan roti jala, acar, tape pulut, dan kue lebaran kayak cornflake, kue salju, semprong, dan lain-lain, MasyaAllah, godaan banget dah nulis beginian pas puasa wkwkw
Duduk Manis Menanti Tamu Pulang Lalu Berbaris Supaya Dikasi Amplop Lebaran
Yang terakhir adalah pualing aku tunggu bersama keempat adikku, dan biasanya kita bakal banding-bandingkan hasil siapa yang paling banyak isi amplopnya haha.
Ya Allah, seru banget lebaran masa kecil *_*
Sekarang, Alhamdulillah tahun ini Khalil masuk usia 32 bulan, 2 tahun lebih 8 bulan, itu artinya, pelajaran adab sudah bisa diajarkan sedikit demi sedikit, termasuk adab bertamu saat lebaran nanti.
Aku punya tips mengajarkan adab bertamu pada batita :
1. Jelaskan Makna Silaturahim
Tentu menjelaskan makna silaturahim kepada anak harus sederhana tapi gak juga mengurangi pesan yang hendak kita sampaikan.
โSudah menjadi kesenangan makhluk Allah untuk hidup berkelompok, berjamaโah, sebab kita tidak bisa hidup sendiri, kita perlu bantuan orang lain sehingga sesekali kita rencanakan untuk mengunjungi orang lain, Nak, seperti mengunjungi Oma Opa, kan?โ
Dialog di atas bisa dijadikan contoh kalimat sederhana, kalau ada yang lebih sederhana lagi lebih bagus, 15 kata kalau bisa mah, hehe. Bisa juga sampaikan makna silaturahim dengan media cerita dan berkisah.
Ntar si Khalil lebih gede lagi, penjelasannya tentu berbeda, ‘Yok Nak kumpul keluarga, biar tau mana saudara, ntar gak tau saudara, eh malah jadi menantu Bunda, bisa repot nasabnya ntar’
2. Briefing Anak Tentang Who-Where to go-When
Beri anak informasi dasar tentang siapa yang akan dikunjungi, dimana tempatnya, deskripsikan tempatnya, disana ada siapa saja, lalu akan ngapain disana, kemudian kapan perginya.
Informasi tersebut berguna agar anak tidak kaget dan ketakutan bertemu orang baru.
3. Buat Perjanjian dengan Anak
Sampaikan do nโ donโt sebelum dan ketika sudah sampai di rumah tamu. Kalau perlu praktek di rumah ala-ala role play gitu, anak sebagai tuan rumah, orang tua sebagai tamu. Atau bisa praktek langsung dengan mengunjungi rumah teman anak kita.
Pastikan kita mengabarkan kepada si tamu bahwa kita akan bersilaturahmi, kemudian ketika bepergian hendaklah berpakaian yang rapi dan sopan.
Ketuk pintu dan salam saat sudah tiba, tidak boleh mengintip ke dalam rumah, kemudian bila sudah dipersilahkan masuk dan duduk, maka anak haruslah duduk sopan.
Bila dihidang makan dan minum, tentu adab makan dan minum sudah selesai diajakan, seperti mengambil makan dan minum dari yang paling dekat, jika jauh maka sangat diperbolehkan untuk minta tolong ambilkan, kemudian makan dan minum diawali baca doโa, lalu pakai tangan kanan, dan duduk tenang.
Pada saat orangtua ngobrol, sampaikan kepada anak bahwa tidak boleh menyela, tunggu sampai selesai.
Jika sudah saatnya pulang, ajarkan anak untuk berpamitan dengan tuan rumah, ucapkan terimakasih dan salam.
4. Anak Paham Gunakan 4 Kata Dasar Sopan Santun
Empat kata dasar sopan santun yakni, Terimakasih, Permisi, Tolong, dan Maaf. Nah keempat kata dasar ini sudah menjadi kata yang digunakan sehari-hari, sehingga ketika berada dimana saja, anak sudah terbiasa menggunakannya.
Perkataan sopan santun, dipakai ketika meminjam mainan tuan rumah cilik, izin ke kamar mandi, bila diberi sesuatu oleh tuan rumah maka ucapkan terimakasih, dan jika anak melakukan kecelakaan kecil di rumah sang tamu, nah gunakan kata maaf.
Dengan begitu, semoga kebiasaan baik ini bisa melekat hingga ia dewasa.
5. Saatnya Praktek
Khalil beberapa kali home visit ke rumah temannya, Alhamdulillah kebanyakan lupa apa saja yang sudah disampaikan dari rumah, wkwkw, tapi jika disampaikan terus menerus dan dipraktekkan langsung, perlahan anak akan mengingat adab bertamu dengan baik.
Oiya, anak juga bisa diajarkan untuk membuka obrolan dengan sebayanya ketika bertamu ke rumah temannya, seperti menanyakan kabar, kegiatannya, kesukaannya atau mengajak bermain bersama.
Bila terjadi persengketaan kayak rebutan mainan, anak boleh diajak untuk pulang segera dan menenangkannya di perjalanan atau di rumah, sebaliknya jika semua berjalan dengan sempurna, jangan lupa beri pujian pada anak secara privately, karena pujian akan efek disampaikan bila dalam suasana intim, dan akan buruk akibatnya bila disampaikan di depan banyak orang, anak menjadi mudah sombong.
Bagaimana, siapkan bawa bocah untuk silaturahim? Ready dong ^^
Terus Lebaran Tahun Ini Apa yang Paling Dinanti?
Lebaran tahun ini yang paling aku tunggu adalah momen kumpul bocah, nah agar anak-anak dapat dikondisikan di rumah nenekku, termasuk anakku, aku akan buat gebrakan baru haha.
Aku akan mengadakan storytelling, yeay!
Storytelling tentang Hari Raya Idul Fitri, belum ada gambaran sih konten atau buku yang bakal dibaca akan seperti apa, aku cari dulu yang cocok.
Setelah storytelling, aku akan bagi-bagi amplop lebaran. Amplop lebaran ini agak unik, selain diisi duit, aku pengen amplop lebarannya berisi hadis-hadis singkat, apakah tentang larangan tidak boleh marah, anjuran untuk sedekah senyum, berkata lembut atau bisa juga amplop lebaran didesain dengan doโa-doโa harian, seperti doโa naik kendaraan, doโa masuk masjid, dan lain-lain.
Dengan begitu, anak-anak tetap ada kegiatannya, jadi para saudara gak sekadar kumpul, ada hikmah dan pengalaman yang dibawa pulang atau kenangan bahagianya menyambut Idul Fitri dengan bersilaturahim.
MasyaAllah!
Semoga bermanfaat ^^
5 Comments. Leave new
Waww tipsnya bisa diajarkan jadi anak bukan hanya tahu kalau silaturahmi makan kue, thr tapi bisa ditanamkan nilai nilai positif
Iya bener Faiz, kdg moment Lebaran ngajarin anak jadi peminta minta, 'sanaa minta THR nya sama om itu' wkwk
Makan kue rayaaa. gak sabar ahhh kue raya makan bersama keluarga besar ya mba. Gak terasa juga sebentar lagi lebaran
Iya Susan, mb zee rencana bawa wadah lah, kali kue yg enak bisa dibontotin ๐ ๐
waah kereen planningnya mak. story telling trus kasih amplop yg ga cuman isi uang. berkah dobel2 baik yg nerima maupun yg ngasih. selamat menyambut lebaran ya mak zee ๐