Menurut data yang dikeluarkan Wateraid tahun 2016, Indonesia merupakan negara yang sekitar 32 juta penduduknya tidak memiliki akses air bersih, sehingga berada pada peringkat 6 dari 10 negara yang kesulitan air bersih.
Miris sekali hati ini ketika mengetahui fakta seperti itu, padahal Indonesia adalah negara tropis, yang musim hujan dan musim kemarau masih sering stabil, walau belakangan agak labil efek si pancaroba, serta Indonesia juga merupakan negara kepulauan, yang idealnya air mudah diperoleh, namun kenyataannya tidak. Akses air bersih masih belum merata, apalagi bagi penduduk di sekitar Danau Toba.
Danau Toba adalah danau terbesar se-Asia Tenggara, bahkan air Danau Toba diketahui memiliki kualitas nomor satu yang artinya, air Danau Toba layak dikonsumsi. Hal ini diperkuat berdasarkan peraturan GubSu No.1 tahun 2009 pasal 5 ayat (1) tertulis disana kalau baku mutu Danau Toba nomor satu di kelasnya.
Sumber : Tribunnews |
Jujur, setiap kali melakukan perjalanan yang mengharuskan melewati Danau Toba, entah kenapa danau ini seperti memiliki magnet, agar mata ini tak bosan memandang, senantiasa kagum melihat pesonanya yang eksotis, menenangkan, dan seolah menyimpan berjuta rahasia yang belum terpecahkan, ibarat gadis pemalu, Danau Toba begitu misterius.
Dibalik tenangnya Danau Toba tersimpan manfaat dahsyat untuk masyarakat sekitar, selain menggunakan airnya untuk kebutuhan sehari-hari, juga jadi mata pencaharian sebagian warga sekitar untuk beternak ikan. Bahkan sebuah perusahaan besar telah berdiri disana, PT Suri Tani Pemuka yang kemudian disingkat PT STP, anak perusahaan dari PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk atau lebih dikenal JAPFA.
PT STP, sebuah perusahaan berfokus pada budidaya ikan nila di kawasan Danau Toba. Nah, demi mendukung Kebijakan dan Strategis Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih (KSNP-SPAM), PT. STP merasa terlibat untuk ambil bagian dalam kebijakan tersebut, sehingga dilakukan pembangunan filter air bersih Danau Toba di Tambun Raya, Simalungung, pada 10 April 2018.
Dan berakhir sudah penderitaan masyarakat di Nagori Tambun Raya, setelah hampir 5 tahun kesulitan air bersih.
Sebelumnya, ujar Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA, masyarakat Dusun Tiga Baru dan Dusun Sait Borno-Nagori Tambun Raya hanya dapat mengharap air dari mata air, padahal mata air kering pada musim kemarau belum lagi lokasinya jauh dari tempat tinggal mereka.
Air Danau Toba lanjut Rachmat, adalah air kehidupan, dengan teknologi filtrasi, air Danau Toba bisa untuk air minum.
Sekilas, tampaknya saja Air Danau Toba itu bersih, padahal ukuran bersih atau tidaknya air bukan bergantung pada penampakan air dari permukaan saja tapi harus diteliti lebih lanjut sampai ke partikel terkecilnya hingga dapat simpulan bahwa air tersebut aman dikonsumsi.
Sistem Filtrasinya Bagaimana?
Penyaringan air, jangan dibayangkan layaknya penyaringan tradisional hehe ya, yang pakai unsur gambut, batu, kerikil disusun, ya Allah kapan tersaringnya ya kalau begitu, sementara Danau Toba itu luwas was was melebihi luas negeri Singapura.
Sistem filtrasi yang dirancang STP yakni Ultra Filtration Water Treatment, pada prosesnya air Danau Toba akan melewati saringan yang berlapis lapis sampai dipastikan kualitas air aman dikonsumsi masyarakat.
Kemudian secara berkala, alat filter air dilakukan pemeliharaan, agar senantiasa bekerja optimal. Oiya, sample air hasil filter pun telah diuji di Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan telah dinilai memenuhi syarat layak jadi air minum.
Ternyata meskipun hidup di pinggiran Danau Toba, tidak menjamin bakal dapat akses air bersih ya, huhu. Bantuan filter air bersih dari PT STP begitu disambut bahagia oleh Bitner Damanik selaku Pangulu Nagori Tambun Raya, sebab warganya dapat mengonsumsi air bersih.
Setelah melakukan serah terima bantuan, untuk selanjutnya fasilitas ini dikelola pemerintah daerah dan masyarakat. Adapun yang berhadir dalam acara tersebut yaitu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov.SU, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov.SU, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Simalungun, Camat Pematang Sidamanik, Pangulu Nagori Tambun Raya, warga setempat dan perwakilan PT STP.
Dalam program CSR nya PT STP tidak hanya memberikan bantuan alat filter air bersih tapi sebelumnya juga berpartisipasi melestarikan lingkungan dengan membentuk Gerakan Aksi Untuk Lingkungan ( GAUL ) Danau Toba, bentuk kegiatannya berupa penghijauan pada area seluas 20 Ha di Daerah Tangkapan Air ( DTA ) Danau Toba dengan menanam 11.000 pohon.
Selain peduli lingkungan, PT STP pun menyasar anak SD dengan kegiatan untuk komitmen mengajarkan anak-anak sekitar belajar Bahasa Inggris. Wah keren ya program CSR PT STP, secara kawasan Danau Toba sering didatangi wisatawan asing, sehingga bekal berbahasa asing harus ada, jadi gak hanya belajar Bahasa Simalungun dan Bahasa Indonesia saja.
Kemudian ada bantuan berupa membangun toilet di SDN Tambun Raya dan SDN Parbalohan, menyerahkan alat kebersihan sekolah, juga membangun jembatan sebagai akses jalan yang menyambungkan daerah Tambun Raya dan Tigaras.
Payah bilang lah kalau sudah bersentuhan dengan Danau Toba, pasti kawasan sekitar kena imbas berpotensi jadi daerah wisata juga sehingga perusahaan yang turut merasakan keuntungan dari sumber alam daerah tersebut sudah sepatutnya ikut melakukan pembangunan. Wah pas banget dengan visi perusahaan PT Suri Tani Pemuka, โBerkembang Menuju Kesejahteraan Bersamaโ.
Duh, jadi rindu jalan-jalan ke kawasan Danau Toba, singgah ke Tigaras, Kebun Teh Sidamanik sambil berfoto pakai hanbok di tengah hiijaunya pucuk daun teh. Lalu menikmati lezatnya ikan nila panggang yang dipanen langsung dari keramba PT Suri Tani Pemuka, alamaaak, lapar jadinya wkwkw.
Ditunggu kabar terbaru dari program CSR PT Suri Tani Pemuka untuk kemaslahatan warga pinggiran Danau Toba, Sukses selalu!