– Keliling Singkat Kota Medan dan Dapat Ilmu Wirausaha Hanya Dengan Naik Bus Mowiee –
Mowiee, unik ya namanya, tapi tenang ini bukan nama kucing tetangga, tapi singkatan dari Mobil Wisata Edukasi Entrepreneurship pertama di Indonesia loh! Aku dan anakku kembali berkesempatan menaikinya lagi sejak pertama Mowiee beroperasi tahun 2018 lalu.
Kali ini aku berangkat bersama rombongan komunitas Blogger Medan. Pada Sabtu pagi 10 September 2022, syukurnya cuaca cerah tapi gak terik, Aku dan Dek Ilmy bersiap menuju Masjid Raya Al-Mahsum. Jarak tempuh dari Marelan pakai sepeda motor sekitar 40 menitan. Akhirnya kami tiba meski sempat tertinggal wkwkw.
โBusnya mana Bun?โ tanya Dek Ilmy
Baiklah saatnya jadi James Bond, lanjut naik ojol demi mengejar masa depan eh mengejar Bus Mowiee, alhamdulillah ketemu di daerah Kesawan. Saatnya berpetualang!
Pemandu Bus Mowiee ada Kak Alween Ong sang founder Mowiee dan Kak Dila dengan boneka Anis serta ada Kapten Mowiee yang membawa Bus Mowiee dengan nyaman dan aman.
Sekilas Tentang Mowiee, Sebuah Inovasi Wisata Di Kota Medan Yang Akhirnya Terwujud
Mowiee yang merupakan mobil wisata berbentuk mini bus, dengan kapasitas 10-15 penumpang dan baru satu armada, semoga segera berkembang dengan banyak armada dan jam terbang serta banyak mengangkut turis baik lokal maupun asing setiap harinya.
Kehadiran Mowiee berkat dukungan CSR Bank Sumut yang bekerjasama dengan Narsis Education yang dimiliki Kak Alween dan merupakan program Putra daerah dari Medan untuk Indonesia. Kak Alween adalah seorang wanita pebisnis muda kota Medan yang punya banyak mimpi keren terhadap kota kesayangannya ini, yaitu Medan. Salahsatu mimpi Kak Alween adalah mempromosikan Medan sebagai The City of Trader kepada warga kota Medan dan terwujudlah Mowiee.
Seorang sejarawan Sumatera Utara sekaligus pemilik Museum Situs Kota Cina Medan Marelan pernah membahas kota Medan dalam sebuah pertemuan yang aku hadiri. Pada pertemuan tersebut Pak Ichwan mengutarakan harapan bahwa Medan sebaiknya punya program wisata kota, mengapa?
Karena Medan memiliki sejarah yang luarbiasa khususnya seputaran Lapangan Merdeka yang pada zaman dulu adalah pusat perdagangan Tanah Deli yang dengan mengelilinginya saja ada banyak informasi sejarah yang bisa kita dapat.
Namun, ada banyak gedung sejarah yang pengelolaannya belum maksimal dan dapat perhatian lebih dari pemerintah. Jika saja dikelola dengan baik tentu akan jadi aset heritage provinsi yang sangat berharga.
Apa Saja Program Mowiee ?
Mowiee menawarkan program yang tidak hanya keliling kota Medan saja loh, dalam beberapa jam penumpang akan bawa pulang oleh-oleh yang banyak sekali terutama pengalaman dong.
Ada 4 program yang dapat penumpang nikmati selama berkeliling bersama Mowiee:
City Tour
Keliling kota Medan adalah tujuan utama penumpang Bus Mowiee pastinya haha. Nah selama berkeliling dijamin gak pusing soalnya armada Mowiee menyediakan fasilitas yang nyaman, aman, bersih, full AC ditambah pemandu yang ramah, rapi dan komunikatif serta menyenangkan.
City Tour kemana aja? Jadi penumpang berkumpul di pelataran parkir Masjid Raya, kemudian perjalanan lanjut ke Istana Maimun, lewati kantor surat kabar lejen yaitu Waspada terus masuk ke kawasan China Town atau Kesawan Square, kemudian Kapten Mowiee akan membawa penumpang masuk ke Kampung Keling atau Little India, lanjut ke daerah jalan Kapten Maulana Lubis dimana ada Tugu Guru Patimpus, terakhir ke daerah jalan Mojopahit.
Selama City Tour dijamin penumpang khususnya warga Medan makin kenal dengan kotanya. Sebab pemandu memberikan segudang informasi mengenai kota yang sudah berusia 400 tahun lebih ini.
Visit Heritage
Oke aku spill ya apa saja informasi tentang kota Medan yang harus Pembaca Nufazee, seperti di kawasan China Town ada rumah tua milik pedagang bernama Tjong Afie. Rumahnya bertingkat dua. Aku pernah memasukinya, wah serasa Putri Hwang Zou haha kurang pake Hanbok aja nih pas masuknya. Ketika sampai di lantai 2, gak boleh ramai-ramai sebab khawatir runtuh.
Masih di Kesawan ada restoran klasik, Tip Top, kabarnya ada es krim dan kue sus legendaris disini, huhu suatu hari pengen dinner ah disini sama suamik. Lanjut perjalanan penumpang disuguhkan bangunan klasik yang terkenal dengan sebutan Lonsum atau London Sumatera. Ya, gak perlu jauh ke London sebab sudah ada di Medan. Aku pernah masuk ke dalam gedung perkebunan ini didalamnya ada lift antik terbuat dari besi khas lift-nya film negeri Harry Potter. Wuih seru bin merinding pas naiknya haha, sempat macet di tengah apa gak apa kali ya kan.
Pada perempatan jalan disambut Tanah Lapang Merdeka, saksi sejarah Kota Medan yang sekarang terkenal dengan Merdeka Walk. Kemudian armada Mowiee melewati beberapa pusat pemerintahan seperti Gedung Balai Kota, Gedung Bank Indonesia, Tugu Titik Nol Kota Medan yang disampingnya ada Kantor Pos Besar Kota Medan. Dulu sebelum zaman ekspedisi secanggih hari ini, aku sering bolak balik kemari, seperti mengirim surat penggemar ke Britney Spears, iya pernah haha.
Selanjutnya kami Museum melewati Tugu Guru Patimpus yang mana sosok ini berdiri gagah sambil menunjuk ke suatu arah ternyata bermakna bahwa lokasi kota Medan. Tokoh ini merupakan pendiri kota Medan loh, yaitu 1 Juli 1590 yang dulu merupakan hutan belukar.
Jadi teringat novel keren berjudul Emak, Penuntunku dari Kampung Darat Sampai Sorbonne karya Daoed Joesoef. Kalian anak Medan wajib kali baca novel ini sebab latarnya kota Medan zaman dulu loh.
Usai lewati jantung kota Medan saatnya berbelok ke Tanah Lapang Benteng, tanah lapang terbesar kedua setelah Lapangan Merdeka. Pada sisi kiri kanan lapangan ada gedung pusat pemerintahan seperti kantor DPRD, lalu disepanjang jalan ini mulai banyak bangunan rumah sakit modern. Kabarnya Medan mau dibuat kayak Penang, Medan Medical Tourism gitu deh, semoga ya terwujud.
Keadaan Dek Ilmy gimana? Gak kayak abangnya, dulu si abang pas diajak sedikit ekspresif, mungkin karena si abang usia 3 tahun waktu itu, nah si adek masih usia 2 tahun, alhamdulillah anteng banget wkwkw, apalagi di depannya ada boneka Anis milik Kak Dila, ya dia perhatiin boneka aja tuh.
Setelah penumpang seakan dibawa pakai mesin waktu ke masa lalu, saatnya menelusuri jalanan yang penuh dengan makanan di sisi kiri kanannya, apalagi kalau bukan daerah kawasan Jalan Mojopahit, ada Durian, Bika Ambon, Manisan Jambu, Mie Ayam, Bolu Gulung dll. Ah, Medan syurganya jajan.
Gak berasa perjalanan mengendarai Mowiee sudah mau berakhir saja nih. Soalnya kami berhenti di sebuah Home Industri UKM, Noerlen-Rumah Markisa Sejak 1985 dan Oleh-Oleh Khas Sumatera Utara di Jalan Sei Tuan.
Di Noerlen, penumpang disuguhkan welcome drink sirup markisa yang segar banget. Apakah setelah itu langsung naik bus lagi? oh tentu tidak!
Education
Ada unsur edukasi merupakan program Mowiee berikutnya, di Noerlen, pengunjung tidak hanya menikmati segarnya minuman sirup markisa tapi diajak juga melihat proses pembuatannya yang ya ampun masih tradisional dong.
Usaha rumahan seperti yang dilakukan Noerlen menurutku keren banget. Mereka gak sekadar komersil tapi juga memikirkan dampak lingkungan. Produk markisa diambil dari petani markisa di Berastagi, kulit dan biji markisa gak ada yang dibuang semua dimanfaatkan baik untuk kompos atau untuk dijadikan karya lagi seperti lukisan dan cendramata lainnya.
Dulu Noerlen hanya memproduksi sirup markisa, sekarang kulihat banyak produk baru seperti sirup bunga telang, sirup kesturi, dan telang kering siap seduh untuk dijadikan teh. Semoga usahanya berkah ya Noerlen. Oiya sirup markisanya asli gak pakai air, murni perasan air markisa dan gula, jadi insyaAllah aman, bahkan dijadikan topping pada pancake atau selai roti juga oke loh.
Setelah itu berlanjut kepada jajan haha, aku membeli sebotol sirup markisa ukuran 330ml dan sebungkus orong-orong.
Entrepreneurship
Selama berkeliling kota Medan, Kak Alween sebagai pemandu gak pelit berbagi informasi khususnya seputar ilmu wirausaha.
โKita bisa lihat di kiri kanan jalan Gatot Subroto ini banyak yang menjual bahan bangunan, namun apakah gak ada yang beli?โ ujar Kak Alween
โTetap ada, disinilah mental pengusaha itu harus memiliki keyakinan, yakin kepada Allah tentang rezeki yang diberikanโ, nasihatnya lagi
Wah dalem, jadi teringat nih inang jual cabe di pajak yang bersebelah sebelahan, tapi ada aja tuh yang beli ya kan.
Selanjutnya Kak Alween juga menjelaskan tips berwirausaha dengan rumus 3 B, hal ini ia sampaikan di sepanjang jalan yang penuh jajanan tadi, khusus informasi Mie Ayam terenak di Medan sudah aku kantongi bahahahaha.
Be The First, jadilah yang pertama memulai usaha tersebut
Be The Big, jadilah yang besar, kalau aku memaknainya, kuatkan di pemasaran, kalau bisa produk kita ada dimana-mana
Be Different, jadilah beda. Lahirnya Bika Ambon Zulaikha, karena ingin menyediakan Bika Ambon dengan bahan halal tanpa ada kandungan tuak dalam proses pembuatannya.
Titik pemberhentian terakhir ada di Kantor Narsis Digital Printing, disini penumpang diajak bikin pin MEDAN, The City of Trader sendiri. Kelihatannya mudah tapi entah kenapa pas aku mencoba hampir dua kali gagal wkwk, sepertinya aku bakal gak kepilih nih jadi freelancer buat bantu job sejuta pin di tahun 2024 haha.
Kemudian kami diperkenalkan dengan mesin cetak dari manual, jarum hingga yang laser, wuih kalau dipikir buka usaha percetakan itu kayaknya lumayan juga ya cuannya, belum lagi nanti pesan mesinnya sama Kak Alween ajah, baiklah masuk dream list, usaha untuk usia retirement kelak nih *aseeek.
Ketika di kantor Kak Alween aku sedikit gak fokus, soalnya sambil ngejar bocah juga ke bagian kantor Kak Alween yang sebenarnya gak kayak kantor lebih kayak rumah sih, nah di bagian depan kantor ada ruangan lain dimana ada jajanan khas Medan seperti Bolu Menara. Aku pikir Dek Ilmy menunjuk bolu ternyata dia menunjuk permen lolipop pemirsah. Jadilah aku membelikannya permen itu, syukurnya komposisinya aman, ya pastinya jangan lupa sikat gigi ya Dek.
Sebelum pulang, penumpang diberikan oleh-oleh dari Kawan Awen yang isinya ada tumbler, brosur dan tas orens yang keren. Makasi banyak loh Mowiee dan Kak Aween, kami dari Blogger Medan senang dan menang banyak.
Gimana Cara Naik Mowiee?
Mau menikmati naik Mowiee juga? bisa banget. Caranya mudah sekali. Unduh aplikasi Mowiee di Playstore atau dapat juga booking online via website di
Kemudian,
1. Pilih tanggal
2. Pilih Jam Trip 1 atau Trip 2
3. Pilih Seat dan Usia
4. Pilih Pesan dan Selesaikan Pesanan
5. Transfer Pembayaran dan Konfirmasi
6. Dapatkan Kode Booking-nya
7. Datang ke Lokasi Pick Up & Drop Off Mowiee ( Masjid Raya Medan)
8. Tukar kode booking dengan Merchandise
Berapa Harga Tiket Mowiee?
Harga tiket Mowiee untuk dewasa Rp75.000 sedangkan harga tiket anak Rp60.000. Harga tiket sudah termasuk goodie bag, merchandise, sticker, foto dan es mambo. Oiya, untuk anak usia dibawah 3 tahun gratis ya tentunya didampingi orangtua.
Tips Bawa Anak Dibawah 3 Tahun Naik Bus Mowiee
Naik Bus Mowiee sangat rekomen untuk bawa anak sebab pemandunya kids friendly dijamin anak gak bosan selama perjalanan tapi tetap ya sebagai orangtua harus mengutamakan kenyamanan anak. Nah, pastikan orangtua bawa semua keperluan anak selama di atas bus seperti air minum, cemilan dan bekal makan siang.
Ketika kami pergi naik bus Mowiee pada sesi pagi, maka selesai perjalanan pasti sudah masuk jam makan siang anak, nah persiapan bawa bekal membantu anak tetap kenyang selama perjalanan, paling pulangnya anak akan masuk ke sesi berikutnya yaitu saving energy mode on alias tidur siang haha.
Selamat bersenang-senang naik Mowiee ya!
1 Comment. Leave new
seru banget nis bis mowiee. Penamaannya unik, ternyata ada artinya ya.
Wishlist aku kalau ke Medan kudu mampir ke tip top, penasaran soalnya
teruss karena ada bis Mowiee ini juga kudu dicobain