Kejang demam berulang pada Ilmy (>2 th) membuat kami memutuskan untuk konsultasi pada ahli. Ahli yang kami tuju adalah dokter saraf anak. Hal ini berdasarkan saran seorang teman yang mempunyai kasus kejang demam berulang pada anaknya bahkan 7 kali.
Layanan booking online di RS. Mitra Medika Premiere, Medan sangat memudahkan, kemudian fast respond saat chat WA. Jadwal Dokter Yazid, dokter ahli saraf anak ada di Senin, jam 5 sore. Jam 15.30 aku sudah berangkat dari rumah. Kami tiba di rumkit jam 16.15.
Di rumkit, aku konfirmasi ulang ke reservasi, lalu menunggu dokter tiba. Ilmy pun diambil data-datanya seperti suhu tubuh, tinggi badan dan berat badan. Alhamdulillah anaknya kooperatif. Oiya, suster sempat menyampaikan saran tentang opsi EEG, namun hatiku menolak, lagian dari awal diskusiku dengan suami memang cari second opinion untuk tidak tergesa dengan keputusan EEG, lagian EEG untuk kasus yang tanpa demam saja bisa kejang mendadak, sedangkan kasus Ilmy tidak seperti itu.
Kabarnya dokter biasa datang jelang magrib, duh gimana ini pikirku mana gak bawa bekal menu berat, tadi malah bawa bekal cemilan saja karena estimasi usai periksa bakal cepat. Akhirnya masa menunggu kami pergi ke mini market yang ada di samping rumkit. Alhamdulillah ada roti dan syukur banget Ilmy lahap makannya.
Jam 6 dokter tiba, aku dipersilahkan masuk ke dalam ruang praktek. Tampak Dokter Yazid yang sedang duduk dibalik mejanya. Ia mendengarkan keluhanku dengan seksama. Aku sengaja mencatat semua detil hasil observasi demam kejang Ilmy sehingga membuatku lancar menyampaikan dan terhindar dari yang namanya lupa, memaksimalkan pertemuan dengan sang ahli.
Dokter tak hanya mendengarkan tapi mengumpulkan detil kondisi Ilmy jika tidak kejang. Menanyakan kapan Ilmy pertama kali berjalan, bicaranya sudah lancar apa belum, dll. Alhamdulillah tumbang Ilmy lancar, dan gak perlu EEG.
Hanya saja memang dokter meresepkan obat sirup yang mesti diminum selama setahun tanpa putus. InsyaAllah jika rutin minum obat ini, ketika demam tinggi, Ilmy gak kejang lagi. Lalu aku bertanya juga tentang treatment obat dari dubur. Dan betapa kelirunya aku ternyata obat tersebut bukan stesolid tapi ya cairan parasetamol juga.
‘Bu, jika anaknya mau minum obat, sebaiknya obat oral saja. Obat dari dubur itu diberi jika anaknya sulit minum obat, dan itu bukan stesolid ya Bu, coba lihat isinya kan parasetamol’, jelas dokter.
Ya Allah disitu baru deh sadar. Usai konsultasi kami pulang. MasyaAllah suhu dingin AC di rumkit dan AC taxi online sungguh dingin. Ilmy kembali demam sepanjang perjalanan pulang, mana macet pula, rasa mau nangis dan ingin segera tiba di rumah.
Resep dokter tadi syukurnya bisa tebus di luar, padahal gak apa-apa juga tebus di rumkitnya, namun resep utama pula yang justru habis, bahkan kabarnya obat sirup kejang itu sulit ditemukan di apotek, waduh!
Aku langsung hubungi suami untuk menebus obat, tapi suami malah belum bisa keluar kantor. Akhirnya minta tolong adik ipar, beruntung dia gak pantang menyerah, jika tidak gimana aku menghadapi demam Ilmy sepanjang malam huhu.
Alhamdulillah obat sirupnya ketemu, malam itu Ilmy minum obatnya dan parasetamol. Dan tahu kah? malam itu adalah malam Ilmy demam tinggi paling parah selama aku mendampinginya demam tinggi. Suhu tubuhnya berkisar 39 hingga menuju 40.8 dercel, asli mata tak sanggup terpejam, Ilmy pun gak bisa tidur juga. Syukurnya malam itu gak ada kejang, Alhamdulillah.
Ah rasanya ya Allah, mau nangis tapi air mata seakan gak bisa keluar lagi jika ingat malam itu. Tiap kali demam menyentuh suhu 40, Ilmy langsung aku gendong, skin to skin, begitu hingga beberapa kali. Aku dan Ilmy baru benar-benar tidur di jam 6 pagi.
Malam mencekam itu terlewati sudah. Hari Selasa dan Rabu, suhu tubuh mulai normal, tapi anaknya masih lemas banget. Hari Kamis, Ilmy kembali demam T_T, suhu tubuh kisaran 39 dercel saja. Alhamdulillah Jumat hari ini anaknya udah ceria lagi, badannya juga mulai bertenaga, makan pun sudah selera.
Mohon doanya agar Ilmy senantiasa sehat dan ceria, Aamiin ya Rabb!
Semoga bermanfaat!