Ayah, doakan Kakak diberi anak perempuan ya’, ujar ayah dari seberang telepon dua minggu sebelum Ramadan.
Mendengar hal itu aku hanya mengiyakan saja meski dalam hati denial semoga gak hamil. Namun, lagi-lagi apa yang terjadi pada diri kita meski itu sedetik yang lalu adalah takdir terbaik dari Allah.
Sejak Februari, periode datang bulan mulai kacau tapi masih datang, akan tetapi Maret ini dia gak datang-datang, auto panik dong haha. Sekitar tanggal dua puluhan ada flek selama dua hari saja. Aku mengira bahwa hal itu tanda jelang mau haid, aku pun memutuskan gak sholat selama tiga hari, bahkan aku sempat minum kunyit asam loh T_T, yang size 150ml huwaaaa.
Lalu, karena periode kali ini aneh. Maka aku yakinkan diri untuk mandi junub saja dan kembali sholat. Alhamdulillah periode haid ku normal dan gak berantakan, jadi kalau semisalnya telat, kemungkinan besar ya hamil haha.
Minggu sore, aku merasakan mulut sudah gak nyaman. Rasa ingin mual. Dan memang hari minggu aku gak puasa karena ketiduran. Hari itu juga aku minta Aa beli testpack, agar besok pagi aku bisa cek, apakah negatif atau positif.
Senin subuh, kami sahur seperti biasa. Aku lanjut tes urin sebelum ambil wudhu untuk sholat subuh. Dan taraaa, dua garis merah, jelas haha.
Panik gak panik? Paniiikk๐
Aku lapor ke Aa. Kami berdua langsung begini ‘makin gak bisa kemana-mana’, ‘makin gak kuat boncengan di motor’, ‘tempat tidur makin sempit’. Ya Allah, kami ngenes berdua.
Kehamilan keempat ini antara senang tapi galau, galau tapi senang. Akhirnya aku coba menenangkan diri dengan chat teman baik.
Inilah keuntungan curhat dengan teman baik dan sholehah. Mereka menenangkanku bahwa jangan fokus pada apa yang sudah terjadi, tapi fokus untuk bagaimana sekarang, how to, what to do.
Aku juga ingat kata Bu Okina, ‘hidup ini pilihan, maka Jujur dulu sama diri sendiri’. Setelah aku Jujur dengan diri sendiri dan curhat sama Allah saat sholat dhuha, aku jauuuh lebih menerima apa yang terjadi. Kemudian dialog dengan dek janin, aku minta maaf terhadap pilihan kata yang kurang tepat selama ini mengenai takdir Allah, aku menerima dek janin di rahimku, ayo kita berjuang sama-sama.
Bismillah.
Beberapa waktu lalu juga lihat vt potongan scene drama Korea, dimana janin yang gak dianggap kehadirannya ternyata mampu merasa, sehingga dengan fitrah bertahan hidup yang sudah Allah install sejak ia bernyawa, maka janin bisa bersembunyi di rahim sampai waktu melahirkan tiba. Maka, wajar saja jika banyak kejadian kehamilan tak diinginkan akibat berbagai faktor, si Ibu tahu-tahu sudah melahirkan tanpa terlihat hamil selama ini, tanpa terlihat perutnya membesarkan.
Subhanallah, segitunya ya? Biasa drakor kan risetnya juga gak sembarangan, tapi masuk akal juga sih.
Sejak tahu positif, aku langsung flash back, ya Allah kemaren sempat minum jamu kunyit asam, sempat konsumsi obat batuk meski sesendok, sempat lalalala, huhu.
Maafkan Bunda ya dek Janin, terimakasih sudah hadir, terimakasih ya Allah atas rezeki di bulan Ramadan, semoga aku dan dek janin senantiasa sehat, cukup umur dan berat badan dek janin nanti untuk lahir, berkesempatan lahir normal lagi seperti kedua kakaknya, dan aku diberi kemudahan dalam melahirkan, Aamiin ya Rabb